blank
SDN 1 Sendangharjo merupakan salah satu rumah karantina di Desa Sendangharjo yang dipersiapkan untuk para pemudik. Foto : Hana Eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Salah satu wilayah zona merah yakni di Desa Sendangharjo, Kecamatan Karangrayung, mempersiapkan rumah karantina dan posko terpadu. Persiapan ini dilakukan guna tempat tinggal selama 14 hari bagi warga yang pulang kampung dari perantauan ke desa tersebut.

Beberapa warga yang pulang kampung terlihat mematuhi aturan tersebut. Salah satunya Dillah. Ia bersama keluarganya dari Manado datang ke Sendangharjo untuk menjenguk keluarga besarnya, Rabu (22/4/2020).

Sesampainya di sana, mereka diminta untuk datang ke Posko Terpadu dan langsung dipersilakan tinggal di rumah karantina. Dillah mengaku harus mentaati peraturan tersebut. Dirinya menyadari kampung halamannya saat ini masuk dalam zona merah. “Sudah satu tahun tidak pulang, saya ingin menengok saudara yang ada disini,” ucapnya.

blank
Perangkat desa bersama pihak kepolisian dan TNI mengecek kesiapan ruangan lain untuk para pemudik yang hendak datang. Foto : Hana Eswe.

Ia juga menyadari, dengan karantina mandiri yang menjadi aturan pemerintah ini diperlukan untuk  memutus rantai penyebaran virus corona.

“Saya sekeluarga menjalani karantina selama 14 hari. Demi kebaikan semua, saya akan tetap berada disini,” imbuhnya

Selama dikarantina, Dilah mengaku, untuk kebutuhan makan dan minum disediakan pemerintah desa setempat.

Dua Tempat

Kepala Desa Sendangharjo, Sutiyo menjelaskan, bahwa di wilayah yang dipimpinnya itu sudah menyiapkan dua tempat untuk karantina. “SD Negeri 1 dan 6 Sendangharjo sudah kita siapkan sebagai tempat karantina bagi pemudik,” jelas Sutiyo.

blank
Rumah karantina ini sudah dipergunakan para pemudik yang baru saja datang dari perantauan. Foto : Hana Eswe.

Saat ini di SDN 1 Sendangharjo ada satu keluarga yang berjumlah enam orang sedang menjalani karantina. Beberapa ruang kelas dipersiapkan untuk para pemudik yang menjalani karantina. Mereka juga mendapatkan fasilitas berupa kasur, kipas angin, dispenser galon air, dan kipas angin.

“Menurut informasi dari perangkat desa, akan datang lagi pemudik, saat tiba di sini, semuanya harus menjalani karantina,” imbuhnya.

Dari data Pemkab Grobogan, sejak bulan Januari 2020 hingga sekarang, sebanyak 27 ribu perantau asal Grobogan sudah kembali dari perantauan. “Semua pemudik harus mematuhi aturan pemerintah, terlebih lagi di sini, sudah terdapat satu orang yang dinyatakan positif Covid-19,” jelas Sutiyo.

Hana Eswe-trs.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini