SLAWI (SUARABARU.ID) – Jumlah penderita covid-19 di Kabupaten Tegal yang terkonfirmasi positif bertambah satu orang. Dengan demikian secara keseluruhannya menjadi sembilan orang.
Satu orang di antaranya meninggal dunia dan satu orang lainnya sembuh. Informasi ini disampaikan juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Tegal, dr Joko Wantoro, Minggu (19/4) sore.
Joko mengungkapkan, pasien baru tersebut adalah seorang balita laki-laki berusia 9 bulan asal Desa Kertaharja, Kecamatan Pagerbarang. Balita ini terinfeksi covid-19 setelah pemeriksaan swab-nya menunjukkan hasil positif.
“Sebelumnya, balita tersebut adalah pasien RSUD dr Soeselo Slawi dengan status orang dalam pemantauan (ODP, red),” ujar Joko.
Pasien ini pertama kali masuk rumah sakit Senin (6/4) lalu dengan keluhan demam, batuk, pilek, dan diare selama seminggu dan baru dipulangkan pada Senin (13/4) setelah kondisinya membaik.
“Meski saat itu statusnya adalah ODP, pasien tersebut tetap kita ambil swab-nya dan baru semalam hasilnya keluar dengan indikasi positif. Oleh karenanya balita ini kita jemput lagi dari rumahnya,” kata Joko.
Joko menduga, penularan virus ini terjadi lewat transmisi dari orang-orang terdekatnya. Hasil tracking tim medis Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal menyebutkan, ada dua orang kontak eratnya dalam satu rumah yang baru datang dari Bekasi dan Tangerang, yaitu ayah balita dan pamannya.
“Keduanya kita tetapkan sebagai orang tanpa gejala (OTG, red) dan diisolasi secara mandiri di rumahnya dengan menerapkan physical distancing, mengenakan masker dan sejumlah protokol kesehatan lainnya,” tuturnya.
Isolasi mandiri tidak hanya diberlakukan pada ayah dan paman balita, tapi juga seluruh anggota keluarga lain yang tinggal serumah. Saat ini pihaknya sedang menunggu hasil rapid test keduanya.
“Jika positif, maka akan kita lanjutkan dengan tes swab untuk membuktikan transmisi lokal ini benar-benar sudah terjadi,” imbuhnya.
Menanggapi kasus kaburnya seorang PDP dari rumah sakit swasta di Kota Tegal semalam, Joko membenarkan peristiwa tersebut.
Joko menuturkan pasien tersebut adalah seorang laki-laki berusia 42 tahun dan memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta. “Pagi tadi sudah kita lakukan mediasi dan yang bersangkutan cukup kooperatif. Pasien sekarang sudah dirawat di RSUD Suradadi,” ujarnya.
Ditanya soal alasannya meninggalkan rumah sakit tanpa izin, Joko mengatakan, pasien mengalami kepanikan karena baru kali pertama merasakan perawatan di ruang isolasi yang menerapkan protokol kesehatan tersendiri.
Nino Moebi