blank
Inilah asset negara CPP Gundih di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora, yang terbakar pada unit Thermal Oxidizer (TOx). Foto : SB/Wahono

BLORA (SUARABARU.ID) – Investigasi dan perbaikan kerusakan akibat kebakaran pada unit Thermal Oxidizer  (TOx) Central Processing Plant (CPP) Gundih, di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Blora, terus berjalan sesuai jadwal.

Selain melakukan pemasangan crane dan perancah (scaffolding) pada dinding luar Tox, sejumlah tenaga ahli yang didukung puluhan tehnisi terbaik PT Pertamina EP, kini berkerja keras untuk perbaikan dan mencari penyebab kebakaran.

“Kami terus bekerja, ini sebagai upaya percepatan perbaikan agar CPP Gundih dapat segera beroperasi kembali,” papar General Manager PT Pertamina EP Asset 4, Agus Amperianto dalam sesi press conference, Rabu (15/4/2020).

Didampingi Manager PT Pertamina Asset 4 Field Cepu, Afwan Daroni, Agus Amperianto kepada wartawan menjelaskan CPP Gundih yang terbakar pada Kamis (9/4/2020) pagi, saat ini dalam posisi shutdown (dimatikan).

Menurut General Manager (GM) PT Pertamina EP Asset 4, CPP Gundih sedang dalam proses pemulihan, dengan prediksi perbaikan membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan.

“Insya Allah, perbaikan CPP Gundih bisa rampung sekitar 2,5 bulan, dan gas bisa kembali dialirkan ke konsumen,” jelasnya saat press conference yang digelar di HSSE Demo Room, kantor Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Blora, Jateng.

Optimis

blank
Penjelasan Manager PT Pertamina Asset 4 Field Cepu, Afwan Daroni, terkait fasilitas CPP Gundih pada wartawan. Foto : SB/Wahono

Diakui oleh Agus Amperianto, untuk pemulihan kemballi CCP Gundih tidak saja terkendala meterial yang kini masih dalam pemesanan, namun kondisi saat ini terkait wabah covid-19.

“Contohnya, tim ahli yang akan ke Cepu saja harus menunggu tranpsortasi atau penerbangan,” katanya.

Namun demikian, pihaknya tetap optimis dalam menanganani perbaikan CPP yang saa ini sudah masuk tahap pembongkaran waste heat recovery (WHTU) pada TOx,  dilanjutkan penurunan WHRU menuju tahap inspeksi dan analisa struktur.

Dalam kondisi shutdown ini, tidak ada kerugian yang ditimbulkan selain hanya proses produksi gas yang tertunda, baik di pihak Pertamina EP maupun konsumen. Kecuali nilai kerusakan material yang saat ini belum bisa dirinci.

Selain itu, gangguan yang terjadi di CPP Gundih tidak disebabkan adanya alat (material) yang usang, juga tidak ada kebocoran, semua dalam kondisi normal, dan terjadi hanya di unit TOx saja.

“Mohon doa dan dukungan semuanya, mudah-mudahan target perbaikan 2,5 bulan bisa terealisasi,” harap Agus Amperianto.

Sebelumnya, tim  investigasi dari internal Pertamina EP bersama SKK Migas dan didukung tim Labfor Polda Jawa Tengah bersinergi untuk menemukan penyebab kebakaran unit Thermal Oxidizer CPP Gundih yang kini masih berlangsung.

blank
Sesi press conference yang digelar di HSSE Demo Room, kantor Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Blora, Jateng. Foto : SB/Wahono

Menurut Agus Amperianto, proses instalasi saat ini mengalami perkembangan positif, dengan manpower 28 orang dan didampingi sejumlah tenaga ahli.

Perlu diketahui, setelah terbakarnya fasilitas Thermal Oxidizer (TOx) CPP Gundih, seluruh operasi shutdown untuk stabilisasi, dan pendinginan seluruh fasilitas, sehingga pengaliran gas ke konsumen terhenti.

CCP Gundih Blora tersebut, memproduksi 50 million standard cubic feet per day (MMSCFD), melayani PT Indonesia Power  (IP) PLTGU Tambaklorok Semarang melalui pipa PT Sumber Petrindo Perkasa (PT SSP) 45-50 MMSCFD.

Selain itu dialirkan untuk jaringan gas (jargas) di Kota Semarang dan Blora (0,1 MMSCFD). Jargas saat ini tetap terlayani, yakni dengan menggunakan CGN dari  PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN).

Wahono-Wahyu