JEPARA (SUARABARU.ID) – Kendati Jakarta menjadi salah satu pusat penyebaran virus corona di Indonesia dan menyebabkan 100 orang lebih meninggal dunia karena covid-19, namun ratusan warga Jepara yang bekerja di Jakarta, setiap hari kembali ke ibu kota.
Padahal imbauan yang disampaikan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten telah demikian masif. Namun itu tidak menyurutkan tekat para pekerja urban untuk kembali mengais rejeki di Jakarta.
Demikian juga yang pulang dari Jakarta. Tiap hari ratusan warga Jepara pulang ke kampung halamannya. Mereka kembali ke tengah-tengah keluarga tanpa ada pemeriksaan untuk mengetahui kondisi awal para pekerja yang mudik.
Sedangkan yang ada hanyalah iimbuan, setiap orang yang kembali ke kampung halamannya diharapkan segera melaporkan kepulangannya kepada petingi atau puskesmas setempat.
Bukan hanya Jakarta, bus antarkota antarprovinsi seperti ke Bali, Palembang, Bandung, juga masih berjalan seperti biasa walaupun jumlah penumpangnya menurun.
Dari pemantauan SuaraBaru.Id, Selasa (31/3-2020) siang di Terminal Jepara, Terminal Bangsri, dan Sambungoyot, semua loket penjualan tiket masih buka. Mereka melayani pembelian tiket penumpang, kecuali PO Nusantara yang konter penjualan di Terminal Jepara tutup.
Dari informasi yang dihimpun SuaraBaru.id dari sejumlah petugas penjual, tiket, armadanya masih tetap melayani perjalanan Jakarta, Bandung dan Sumatera.
“Memang dari Jepara tidak penuh, sebab mereka nanti akan diatur kembali di Terminal Kudus,” ujar seorang penjulan tiket. Menurutnya, Senin pihaknya mengangkut 1 bus penumpang penuh dari Jepara. Sedangkan harga tiket Rp 200 ribu untuk Bantar Gebang dan sampai kota Rp 220 ribu
Ia juga menjelaskan arus balik ke Jepara lebih banyak lagi. Bahkan ia menjelaskan, Senin armadanya langsung putar balik karena banyaknya penumpang dari Jakarta.
“Walaupun tidak penuh, nanti akan digabung dengan penumpang dari kota lain di Kudus,” ujar petugas penjualan tiket bus ke Bali.
Sedangkan seorang petuagas Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara, Raharjo kepada menjelaskan, rata-rata tiap hari ia menyemprot disenfektan 35 – 40 bus, termasuk yang jurusan Semarang. “Jumlah hanya 40-an karena tidak semua bus malam ke Jakarta masuk ke Terminal Jepara,” ujarnya.
Sementara itu sejumlah pekerja yang akan berangkat ke Jakarta saat ditanya alasannya menjelaskan, selama ini tidak ada larangan yang jelas dari pemerintah.
“Adanya adalah imbauan untuk bekerja di rumah. Sedangkan kami selama ini bekerja di Jakarta sebagai tukang yang mengerjakan rumah di Bintaro,” ujar Darto (36), penumpang bus PO Haryanto yang mengaku dari Srikandang.
Alasan lain disampaikan Sumarlan (40 th) dari Jerukwangi yang mengaku naik PO Handoyo ke Palembang. “Hidup atau mati ada di tangan Tuhan,” ujarnya singkat.
Sedangkan Rohmad (44) dari Kepuk mengaku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan di Bogor. “Semoga saat Lebaran nanti kami bisa pulang,” ujar penumpang bus Shantika itu.
Demikian juga Darsono (37) penumpang PO Surya Budi ini akan ke Bali karena masih ada pekerjaan membuat ukiran yang harus diselesaikan. “Pemerintah tidak pernah melarang. Adanya adalah imbauan,” paparnya.
Jepara sebenarnya pada pada tanggal 22 – 24 Maret 2020 pernah melakukan pemeriksaan penumpang bus dan travel yang masuk Jepara. Utamanya dari Jakarta.
Dalam pemeriksaan selama kurang lebuh 2 hari tersebut, berhasil didata kurang lebih 30 orang dengan suhu tubuh di atas 37,6 derajat selsius.
Namun pemeriksaan ini kemudian dihentikan dengan dibentuknya Satgas Desa. Melalui satgas ini diharapkan warga yang kembali ke kampung halamannya mau melaporkan dirinya agar dapat dipantau kondisinya. Namun sampai saat ini belum diperoleh data berapa orang Jepara yang pulang dari bekerja dan melaporkan diri.
Sementara itu menurut data yang ada di Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara, pada hari biasa rute Jakarta-Jepara dilayani oleh 70-75 bus setiap harinya.
Hadi Priyanto