AMBON (SUARABARU.ID)– Harga hasil perkebunan di Maluku berupa fuli pala (pembungkus biji pala bundar) yang ditawarkan para pembeli di Kota Ambon saat ini mencapai Rp250.000/kg, sehingga menggembirakan para petani di daerah itu.
Pantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan di Jalan Setia Budi, Kawasan Rijoly, Kelurahan Batu Gajah, Jumat, pembeli atau pedagang pengumpul menetapkan harga fuli pala Rp250.000/kg atau sedikit bergerak naik dari Rp245.000/kg, sedangkan harga biji pala bundar turun menjadi Rp60.000 dari sebelumnya Rp68.000/kg.
“Harga fuli pala selalu menggembirakan para petani, sebab cukup mahal dan harga ini belum pernah turun di bawah angka Rp200.000 sejak tahun 2019 sampai sekarang,” kata kata Evi pembeli di Kawasan Rijoly.
Harga komoditas perkebunan yang masih bertahan selama ini adalah cengkih Rp63.000/kg. Sedangkan kopra sedikit menurun dari Rp5.300 menjadi Rp5.200/kg, dan kakao juga sudah mulai turun dari Rp28.000 menjadi Rp27.000/kg.
“Kami selalu memantau perkembangan harga di pasar utama Surabaya, sebab hasil pembelian yang dilakukan di Ambon kembali di jual Ke Surabaya sebagai pasar utama sekaligus pelabuhan ekspor,” ujar Evi.
Jadi kalau terjadi perubahan harga di Surabaya, kata dia, sudah pasti akan ikut berpengaruh juga di Ambon. Ruben, petani asal Seram Bagian Barat (SBB) yang ditemui di depan tempat transaksi seusai menjual lima kilogram biji pala bundar mengatakan lumayan, walaupun harga bergerak turun tetapi masih Rp60.000/kg. Ia juga bersyukur sebab tadi juga menjual dua kilogram fuli pala yang harganya sangat menggembirakan Rp250.000/kg.
“Kalau harga cengkih masih lumayan Rp63.000/kg, tetapi harga kopra yang kurang bagus, sebab turun lagi dari Rp5.300 menjadi Rp5.200/kg,” ujarnya.
Ant-trs