SEMARANG(SUARABARU.ID) – SMA/SMK di Jawa Tengah telah menerapkan sistem daring untuk menjalankan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pasca keluar surat edaran dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyikapi perkembangan penularan Virus Corona.
“Ini para guru menggunakan beberapa aplikasi, ada yang menggunakan Google Class, Edmodo, We Back dan lainnya,” kata Taufik Hidayat, salah satu guru SMKN 3 Semarang, Senin (16/3) saat memberi penjelasan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Lewat pembelajaran secara online tersebut, Taufik menilai cukup efektif. Seperti hari ini, bersama muridnya dia sharing materi dan tugas. Kepada Ganjar, diaa juga mengatakan bisa memantau siswa secara langsung lewat presensi online.
“Salah satu materinya ini pemegangan web. Untuk materi Minggu depan Corel draw,” katanya.
Pembelajaran secara daring itu jadi pilihan para guru SMA/SMK di Jawa Tengah usai Ganjar memutuskan selama 14 hari ke depan menginstruksikan agar warga melakukan isolasi diri di rumah.
“Hari ini kita ngecek secara sampling anak-anak liburan atau sekolah. Alhamdulillah kita cek dan sampling, mereka sekolah,” katanya.
Sampling tersebut Ganjar lakukan di SMK Negeri 3 Semarang dan SMAN 5 Semarang. Untuk memastikan para siswa tengah belajar, dia juga bercakap langsung dengan para siswa via aplikasi yang digunakan guru-guru tersebut. Gabriela, salah satunya, yang menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai ruang pembelajaran. Kepada Ganjar, siswi SMK 3 Semarang itu mengatakan tengah mengerjakan tugas Bahasa Indonesia, yakni mencari info biografi BJ Habibie.
“Bilangin ke temen-temenmu ini bukan libur, tapi belajar di rumah. Kira-kira teman-temanmu lagi pada belajar atau main? Saya minta selama empat belas hari ini kamu dan orangtuamu untuk tidak keluar. Jaga kesehatan dan jangan lupa ngepel rumah ya,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, banyak orang bertanya-tanya usai dirinya mengeluarkan Surat Edaran yang meliburkan sekolah selama 14 hari. Pertanyaan warga pun berkutat pada persoalan apa yang akan dilakukan siswa selama masa libur itu. Ganjar berharap para wali murid juga aktif mendampingi anaknya selagi menghadapi masa isolasi dari penularan virus Corona ini.
“Mereka tidak masuk sekolah tapi belajar di rumah. Model daringnya ada, dan macam-macam. Guru-guru kita ini sangat siap ternyata seperti itu. Muncul sendiri-sendiri dan mereka terbiasa memakai itu. Nanti tinggal kita memastikan, anak-anak ini di rumah dan belajar. Jadi fungsi isolasi ini menjadi berjalan. Kita juga titipkan didampingi orangtuanya,” katanya.