JAKARTA (SUARABARU.ID)-Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/3), besok diharapkan berlangsung cepat dan menghasilkan keputusan strategis untuk masa depan petani dan pertanian Indonesia.
“Pak Moeldoko sebagai panglima Tani yang paling strategis memegang jabatan Ketua Umum HKTI. Sudah seharusnya ketok palu untuk aklamasi,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) HKTI Jateng, Drs H Abdul Kholiq Arif MSi, di JCC didampingi Sekretaris Budi Hermanto, Rabu (11/3).
Kepada wartawan Kholiq yang juga mantan Bupati Wonosobo dua periode itu menjelaskan, Pak Moel — panggilan akrab mantan Panglima TNI– itu, meski hanya 3 tahun melanjutkan kepemimpinan Ketua Umum HKTI, sudah nampak kemajuan dalam banyak bidang. Terutama konsolidasi Dewan Pimpinan Provinsi (DPP HKTI), Kabupaten, Kecamatan hingga Desa. Hampir di seluruh tanah air.
Bahkan Pak Moeldoko, sebutnya, mampu melakukan terobosan baru dibidang teknologi pertanian sampai pada tingkat pemasaran hasil usaha tani secara lebih maksimal. Hal itu lantaran basic kepemimpinan Moeldoko di TNI mampu berkombinasi secara baik dengan bidang pertanian yang digelutinya selama menjalani tugas sebagai prajurit maupun dia sebagai pribadi anak petani.
“Pak Moel pribadi yang sangat paham dengan keadaan petani. Sangat pantas beliau melanjutkan kepemimpinan di HKTI agar lebih paripurna dalam mengaktualisasi konsep-konsep mutakhirnya,” tegas Kholiq.
Menurutnya, momentum kepemimpinan Pak Moel juga ditandai dengan berbagai pameran hasil produk pertanian Indonesia. Di berbagai tingkatan, dari mulai tingkat kabupaten hingga pameran tingkat internasional seperti ASSAF yang juga akan terselenggara di tempat lokasi Munas JCC. Dengan transaksi pada masing-masing pameran yang sudah cukup menggembirakan.
SMK Vokasi
“Ini sebuah cara efektif untuk memperkenalkan produk pertanian Indonesia ke seluruh dunia. Kepesertaan petani Indonesia pada pameran dunia, sejak kepemimpinan Pak Moel ini juga semakin menggejala dengan baik,” sela Sekretaris HKTI Jateng, Budi Hermanto.
Pada kesempatan Munas HKTI kali ini, jajaran pengurusan HKTI Jateng, selain akan minta forum untuk aklamasi kepemimpinan Moeldoko, juga akan mengajukan usulan pendirian SMK vokasi berbasis pada peta kawasan produksi. Dia mencontohkan untuk wilayah Kabupaten Wonogiri yang merupakan penghasil rempah terutama empon-empon, maka pendirian SMK vokasi lebih diarahkan menjadi SMK fitofarmaka.
“Kekuatan wilayah Kabupaten Wonosobo dengan tingkat kesuburan yang tinggi dimungkinkan berdiri SMK vokasi hortikultura. Pada prinsipnya lembaga pendidikan yang didirikan harus lebih fokus tidak seperti yang terjadi sekarang ini,” tambah Kholiq.
Selain SMK vokasi fitofarmaka dan hortikultura, HKTI Jateng juga sedang merumuskan gagasan untuk pendirian SMK vokasi ruminansia, SMK kayu bambu, SMK vokasi keungasan, SMK perikanan darat, perikanan laut dan SMK vokasi tehnik mesin pertanian maupun SMK koteka (kopi, teh dan kakao).
“Lain lagi di Kabupaten Banjarnegara sedang mulai dibangun pesantren peradaban yang bervokasi ke arah pertanian secara umum Tetapi basic-nya lebih berfokus ke buah-buahan dan peternakan kambing,” katanya.
Agar lebih memudahkan komunikasi HKTI dengan para petani di daerah pedesaan hkti Jawa Tengah juga menginisiasi TV Tani live streaming. Ini bergaung sambut dengan konsep radio petani yang sudah on air milik dewan pengurus nasional.
Sekali lagi, katanya, ini bagian dari cara strategis untuk upaya pemasaran hasil produk pertanian kita bisa diterima informasinya secara baik di tingkat pasar lokal hingga internasional.
Muharno Zarka-Wahyu