PURWOREJO (SUARABARU.ID)-Setelah kemarin (5/3) sejak dini hari wilayah Kabupaten Purworejo terendam banjir, hari ini banjir di berbagai wilayah telah surut.
Setidaknya ada 5 kecamatan yang sebagian wilayah pemukimannya terdampak banjir, yaitu Kecamatan Bagelen, Purwodadi, Ngombol, Grabag dan Butuh. Namun yang terdapat pengungsi hanya ada di Kecamatan Bagelen, yakni di Desa Bapangsari dan Dadirejo. Total warga yang mengungsi di Desa Bapangsari sejumlah 152 orang.
Namun hari ini, mereka telah pulang karena banjir telah surut.
Ketinggian air yang semula mencapai 1 hingga 2 meter lebih, kini telah surut. Ratusan pengungsi pun kini sudah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumah dari kotoran lumpur dan beraktivitas seperti semula.
“Hari ini semua pengungsi sudah pulang ke rumah masing-masing. Kita tutup pengungsiannya. Karena pengungsian ditutup, maka dapur umum juga secara otomatis akan ikut ditutup siang ini. Warga diharapkan sudah bisa memasak sendiri di rumah karena situasi sudah aman,” kata Kepala BPBD Purworejo, Sutrisno saat dihubungi siang ini (6/3).
Sementara itu, Widyo sumarto (64) warga Dusun Bojong, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen yang ditemui di rumahnya mengaku, air banjir sempat menggenangi rumahnya setinggi lebih dari 2 meter.
Ia bersama keluarga pun terpaksa harus mengungsi ke masjid desa yang dirasa aman. “Iya ini masih bersih-bersih perabot. Kemarin banjirnya sampai 2 meter lebih sini. Saya dan keluarga ya mengungsi di masjid. Alhamdulillah ini sudah surut,” ucapnya.
Ribuan Hektar Terancam Puso
Selain rumah warga yang terendam, ribuan hektar lahan pertanian juga terendam banjir. Perkiraan luas komoditi tanaman padi terdampak banjir mencapai 1.099 hektar Terdiri dari Kecamatan Grabag seluas 452 hektar, Butuh 312 ha, Pituruh mencapai 156 ha, Bayan 72, Bagelen 61,5 ha, Ngombol 20 ha, Banyuurip 21 ha dan Purwodadi 4,5 ha.
“Untuk sawah puso yang terendam lebih dari 3 hari, akan mendapatkan ganti dari AUTP (Asuransi Untuk Tanaman Padi) sebesar Rp 6 juta perhektar. Dan rata-rata petani sudah ikut AUTP dengan membayar Rp 36 ribu per hektar,” kata Sekda Purworejo, Said Romadhon.
Sekda juga mengungkapkan bahwa salah satu solusi mengatasi banjir adalah dengan normalisasi 3 sungai, yakni Sungai Bogowonto, Sungai Jali dan Sungai Wawar. Hal ini didasari kondisi lapangan, dimana sungai tidak bisa menampung air, namun justru meluber ke daratan.
Sekda juga langsung melakukan koordinasi BBWS (balai besar wilayah sungai) agar dapat menormalisasi sungai-sungai yang selama ini menjadi penyebab banjir karena luapannya.
Taletha-Wahyu