KUDUS (SUARABARU.ID) – Reaksi atas terpilih Sunarto sebagai manajer Persiku Kudus musim 2020 ini mulai bermunculan. Salah satunya muncul dari Wakil Ketua Komisi D DPRD Kudus, Peter M Faruq yang meragukan kapasitas Sunarto dalam mengelola klub sepak bola.
“Sebenarnya saya kaget kok yang terpilih malah Sunarto. Sejauh ini saya belum pernah mendengar kiprah dia di sepak bola,”kata Peter, Senin (17/2).
Menurut Peter, sebagai sosok manajer tim sepak bola, seharusnya manajer terpilih harus memiliki kompetensi yang lebih di bidangnya. Manajer Persiku, kata Peter harus memiliki rekam jejak yang baik terutama dalam mengurusi olahraga khususnya sepak bola.
Tak hanya itu, kata Peter, manajer Persiku semestinya juga figur yang memiliki kemampuan pendekatan dengan perusahaan-perusahaan. Pasalnya, Persiku ke depan harus bisa mengupayakan pendanaan secara mandiri tanpa bergantung dengan APBD.
“Kalau untuk figur Sunarto ini, saya kurang yakin dia bisa bekerja sama dengan perusahaan untuk penggalangan dana,”tandas pemilik salah satu perusahaan rokok di Kudus ini.
Meski demikian, menurut Peter, jika Sunarto tetap dipaksakan untuk menahkodai Persiku musim ini, pihaknya berharap ada transparansi dalam pengelolaan manajemen. Apalagi saat ini Persiku masih menggunakan dana APBD yang mana pertanggung jawabannya harus dilakukan secara terbuka ke publik.
“Persiku saat ini menggunakan uang rakyat jadi semestinya manajerial di dalamnya harus dilakukan secara terbuka,”ujarnya.
Sunarto sendiri terpilih sebagai manajer Persiku dalam seleksi terbuka yang digelar Askab PSSI Kabupaten Kudus, pekan lalu. Sebelumnya ada empat kandidat calon manajer Persiku yang harus menjalani uji kompetensi dari panitia seleksi.
Dan hasilnya, Sunarto memperoleh nilai tertinggi dari kandidat lainnya yakni Christian Rahardianto, Ardyansyah Purnomo dan Franky Martenda.
Beberapa hari setelah pelaksanaan seleksi, sempat muncul aksi kekecewaan yang diwujudkan dalam aksi vandalisme di sekitar Stadion Wergu Wetan. Pelaku aksi vandalisme yang belum diketahui orangnya tersebut, menuliskan kata-kata protes yang intinya meminta agar Persiku tidak dijadikan kendaraan politik.
Sementara, semenjak terpilih hingga kini Sunarto masih belum bersedia memberikan statemennya kepada media. Pun termasuk dengan aksi vandalisme yang berisi kekecewaan terhadap proses seleksi manajer. “Nanti saja. Untuk saat ini saya belum bisa berkomentar,”katanya.
Tm/Ab