JEPARA( SUARABARU.ID) – Untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya virus korona ke Jepara melalui tenaga kerja asing asal China, RSUD RA Kartini telah membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Corono Virus.
Tim yang terdiri dari beberapa dokter spesialis, manajemen, tenaga keperawatan rumah sakit ini dipimpin oleh dr Tri Adi Kurniawan, Sp.P, M.Kes, FISR dan telah dilakukan pelatihan dan simulasi khusus.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama RSUD RA Kartini dr Dwi Susilowati, M.Kes kepada SuaraBaru.Id Senin (10/2-2020) saat ditanya tentang kesiapan rumah sakit yang dipimpinnya dalam menangani pasien yang terjangkit virus korona.
“Koordinasi dengan Puskesmas dan rumah sakit lain yang mungkin merujuk pasiennya ke RSUD RA Kartini juga telah dilakukan,” ujar Dwi Susilowati.
Sementara itu Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Corono Virus RSUD RA Kartini, dr Tri Adi Kurniawan, Sp.P, M.Kes, FISR kepada SuaraBaru.Id menjelaskan, jika ada puskesmas atau rumah sakit yang merujuk pasien dengan dugaan terjangkit virus korona akan ada perlakuan khusus.
“Akan ada komunikasi awal. Sebelum pasien sampai RSUD RA Kartini, telah ada pemberitahuan bahwa pasien yang dirujuk diduga terjangkit virus korona,” ujarnya.
Atas dasar informasi tersebut pasien tidak akan masuk melalui IGD, tetapi langsung dibawa menuju ruang isolasi. “Demikian juga bagi pasien yang datang sendiri, sebelum masuk ke IGD akan ditanya keluhan dan riwayat perjalanannya oleh petugas jaga. Jika keluhan mengarah pada ciri terpapar virus korona maka akan dibawa langsung ke ruang isolasi dengan ambulan,” ujarnya.
Lebih jauh Tri Adi Kurniawan, menjelaskan, untuk penanganan kasus penyakit ini telah disusun Standar Operation Prosedur ( SOP ) dengan mengacu pada ketentuan Kementerian Kesehatan.
Bahkan telah dilakukan sosialisasi tata laksana penanganan corona virus bagi manajemen dan pelaksana yang terlibat termasuk mempersiapkan baju khusus,” ujar Tri Adi Kurniawan.
Sedangkan dokter yang terlibat dalam penanganan penyakit akibat virus korona ini antara lain dokter penyakit dalam, THT, dokter anak, laborat dan tenaga keperawatan.
Bahkan tenaga keamanan, gizi, ruang jenazah hingga sopir ambulan telah mengetahui prosedur penanganan pasien yang terjangkit vitrus korona. “Intinya semua yang terlibat telah mengetahui standar dan prosedur pelayanan”, ungkap Tri Adi Kurniawan.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik menghadapi penyebaran virus korona yang mulai menyebar di Wuhan, China hingga menjadi isu internasional. “ Jika ada keluhan batuk, sesak nafas serta perjumpaan dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan ke China 15 hari sebelumnya segera periksa ke dokter,” ujarnya.
Belum diketahui posisinya
Sementara berdasarkan data yang diperoleh SuaraBaru.Id, jumlah tenaga kerja asing yang berasal dari China di Jepara sebanyak 196 orang tersebar di 21 perusahaan, 5 diantaranya perusahaan yang berada di PLTU Tanjungjati B Unit 5 – 6 yang jumlahnya mencapai 72 orang.
Mereka diantaranya berada di PT Boya Konstruksi Enginering sebanyak 45 TKA asal China.Dari jumlah ini pada akhir Januari 2020 dilaporkan 16 orang pulang ke China.
Disamping itu PT HHI dari 10 Orang karyawan asal China 7 orang kembali negerinya saat libur Imlex. Sementara PT BVI memiliki 11 TKA asal China dan 5 orang pulang ke China. Namun sejauh ini belum diketahui apakah karyawan asal Tiongkok yang berada di PLTU sudah kembali ke Jepara atau masih di negaranya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Mudrikatun, S.SIT, SKm, M.Kes, MH menjelaskan, fihaknya kemarin sudah mengecek ke PLTU. ” Jika mereka kembali ke Jepara dan bekerja saya minta menghubungi saya,” ujarnya.
Sedangkan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKK dr M. Fachrudin menyatakan kami memeriksa berdasarkan informasi dari Dinas Tenaga Kerja, Kantor Imigrasi atau HRD Perusahaan. “Sampai saat ini baru 1 orang TKA asal China di PLTU yang diperiksa Puskesmas,”ujar dr. M. Fachrudin saat dikonfirmasi SuaraBaru.Id Senin (10/2-2020).
Sementara TKA asal Tiongkok yang berada diluar PLTU Tanjungjati B sebanyak 112 orang dan yang terbesar adalah PT Jiale Textile Indonesia dengan jumlah tenaga kerja asal Tiongkok sebanyak 80 orang.
Dari jumlah ini 41 pulang ke China dan 40 orang telah kembali ke Jepara dan dirumahkan hingga 14 hari dari kedatangan mereka ke Jepara. Disamping itu PT DCV Traveling Product di Mayong memiliki 12 orang tenaga kerja asing asal China. Namun mereka tidak pulang saat libur Imlex.
Hadi Priyanto