blank
Kesenian Liong Samsi keluar masuk toko untuk mengambil angpao dari para pemilik toko dalam kirab budaya Cap Go Meh  di Kota Magelang, Sabtu ( 8/2). Pemberian angpao dari para pemilik toko kepada liong Samsi dan barongsay diyakini akan mendatangkan rezeki yang lebih bagi yang   memberinya.  Foto: Suarabaru.Id/ Yon

blankMAGELANG (SUARABARTU.ID)- Sejumlah kesenian tradisional yang ada di Kota Magelang ikut ambil bagian dan  memeriahkan perayaan Cap Go Meh yang berlangsung  dari Tempat Ibadah Tri Dharma  (TITD)Liong Hok Bio Magelang dan menyusuri sejumlah jalan yang merupakan kawasan Pecinan di Kota Magelang, Kamis(5/3).

Pada perayaan Cap Go Meh  tersebut, ratusan seniman dari Kota dan Kabupaten Magelang berbaur dengan kesenian khas etnis Tionghoa  Barongsay dan Liong Samsi.  Para seniman tersebut selain mempertontonkan  kesenian tradisional seperti  kuda lumping, topeng ireng, dolalak dan grasak.

Dalam kirab yang dimulai dari Kelentheng “Liong Hok Bio” Magelang sekitar pukul 10.00 WIB tersebut, juga diikuti para pemuka agama Islam, Hindhu, Kristen, Budha, Katholik dan Aliran Kepercayaan  yang tergabung dalam Paguyuban Umat Beriman Magelang (PUBM).

Ketua Yayasan “ Tri Bakti” Magelang, Paul Chandra Wesiaji mengatakan, sejumlah kesenian tradisional memang diminta untuk ambil bagian  dalam  perayaan Cap Go Meh ini , dengan diharapkan bisa menjadi   alat pemersatu Bangsa Indonesia.

”Kami sengaja mengundang grup kesenian tradisional , karena disamping untuk memberikan kesempatan kesenian tradaerah tampil juga bisa dijadikan alat pemersatu dan diharapkan tidak ada jarak lagi,” katanya.

Paul Chandra  menambahkan, acara perayaan Cap Go Meh ini merupakan perayaan penutup   dari rangkaian Imlek  2571/ 2020 tersebut dilaksanakan 15 hari setelah tahun baru Imlek.

Menurutnya, pada perayaan Cap Go Meh tahun ini mengambil tema “ Di empat penjuru dunia bersaudara, jadi bersatu  untuk kejayaan Indonesia.

Keluar-Masuk Toko

 Sebelum acara tersebut dimulai, para umat TITD Liong Hok Bio  melaksanakan sembahyang. Sementara  tujuh ekor  barongsay (singa) dan satu ekor Liong Samsi (ular naga) yang akan keliling di Kawasan Pecinan  terlebih dulu ditempeli “Hu” (surat mantra sakti) di bagian kepalanya.

Setelah itu, ke tujuh barongsay dan satu ekor liong samsi, keluar –masuk pertokoan yang ada di kawasan Pecinan  Magelang untuk mengambil angpao ( bingkisan dibungkus amplop warna merah  , biasanya berisi uang-red) yang  sengaja dipasang para pemilik toko di depan atau  bagian dalam toko miliknya.

Rombongan kesenian khas Tionghoa tersebut yakni barongsay dan Liong Samsi  mengambil angpao yang dipasang di pintu rumah atau toko yang akan di sepanjang jalan kawasan Pecinan yakni Jalan Pemuda, Mataram, Tarumanegara,Medang, Sriwijaya,Majapahit, Sigaluh  dan kembali ke Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio di Jalan Alun-alun Selatan nomor 2 Magelang

Sementara, sejumlah kesenian tradisional dan dua grup drum band yakni  drum band “Gita Patria” SMP Tarakanita Magelang dan “Gita Nafiri” dari SMA El Shadhai Magelang menampilkan kebolehannya di sepanjang jalan yang dilewati. Penampilan kesenian daerah dan dua grup drum band tersebut menyita banyak perhatian masyarakat Kota Magelang dan sekitarnya, untuk menyaksikan kegiatan tahunan tersebut.

Paul Chandra Wesi Aji menjelaskan, pemberian angpo dari para pemilik toko kepada liong samsi dan baronsay diyakini akan mendatangkan rezeki yang lebih bagi yang   memberinya.

“Binatang liong samsi dan barongsay  juga diyakini  dapat mengusir roh-roh jahat atau unsur-unsur jahat   yang menghinggapinya,” katanya.

Yon-trs