blank
Pengurus FK TAS bersama guru dan pengelola PAUD KB Darus Salam bergambar bersama anak-anak seusai simbolis penyerahan bantuan oleh Dani Wijayanti kepada Tini. Foto: Humaini As

DEMAK – Di rumah yang terbuat dari bangunan kayu jati Dukuh Gondang, Desa Trimulya, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak Selasa siang (28/1) suasananya berbeda. Anak –anak balita  yang biasa  bermain dan belajar dibimbing ibu guru Tini, Anis, Anip, Roidah, hari itu mendapat guru baru, Farida namanya.

Bunda Farida yang datang dari Wonosobo bersama pengurus Forum Komunikasi Taman Anak Sejahtera  (TAS) Jateng mengajarkan tentang sampah dan banjir.” Anak-anak kenapa air sungai masuk rumah? Kalau hujan lebat apa yang kita lakukan?” Mendengar pertanyaan Bunda Farida anak-anak menjawab serentak, “Banjir”.

Suasana itu sengaja dibuat oleh Bu Guru Farida untuk menanamkan kebersihan dan menghindari membuang sampah di sembarang tempat. “Harus menjaga kebersihan, membuang sampah tidak boleh di sembarang tempat, tidak boleh membuang sampah di kali”. Celotehan anak yang takut banjir, tidak bisa berenang menjadikan ruangan berukuran 10 x 10 meter menjadi panas, sementara ketua Forum Komunikasi  TAS, Dani Wijayanti bersama pengurus lain yang datang dari Gubug, Kabupaten Semarang, Solo, Semarang,  menyiapkan sejumlah alat perangkat edukasi (APE), susu, makanan kecil dll untuk diberikan pada anak-anak . Bukan saja peserta “kelompok bermain” Darus Salam, tetapi juga dari PAUD lain dukuh lain diikuti  orang tua atau neneknya.

Bantuan Kedua

Bantuan yang diberikan pada PAUD Kelompok Bermain Darus Salam merupakan bantuan kali kedua, sejak banjir tanggal 9 Januari lalu, akibat tanggul Sungai Tuntang di Desa Trimulyo jebol (SM 10/1). Dua hari setelah banjir FK TAS  datang ke Desa Guntur untuk memberikan bantuan sama.

Menurut Saimin pemilik rumah yang dipergunakan sebagai lokasi PAUD kelompok bermain Darus Salam, sebelum banjir datang sudah diinformasikan oleh pamong desa dan masyarakat bahwa tanggul sungai jebol sehingga semampunya menyelamatkan barang-barang dan meliburkan anak-anak.

Ketika pengurus FK TAS datang memang ruang belajar yang dua kali kemasukan air sekitar 1 M sudah nampak bersih. Namun di belakang bangunan yang merupakan tanah kosong, terlihat berserakan bermacam-macam sampah tersebar di tanah berlumpur yang masih basah, dan bahkan ada juga genangan air.

Humaini As-trs

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini