blank
Direktur RSUD RA Kartini Jepara, dr Dwi Susilowati, M.Kes saat kunjungi pasien. ( Foto : Kanal Budiarto)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Sejak beberapa hari terakhir ini pasien RSUD RA Kartini Jepara melampaui kapasitas, utamanya di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Bahkan ada sejumlah pasien yang atas persetujuan keluarga ditangani di mobil oleh dokter dan perawat ketika IGD penuh.

Tujuannya untuk melakukan diagnosis dan untuk mengetahui tingkat kedaruratan. Namun ada pula yang diarahkan untuk dirawat di rumah sakit lain. Padahal dalam kondisi normal kapasitas IGD RSUD RA Kartini telah mencapai 18 tempat tidur.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Direktur RSUD RA Kartini, dr Bambang Dwiposuwignyo M.Kes. ketika ditanya SuaraBaru.Id terkait dengan banyaknya pasien IGD yang ditangani di mobil, menyusul banyaknya warga masyarakat yang menderita sakit pada awal musim penghujan dan dirujuk ke RSUD RA Kartini.

Dijelaskan oleh dr Bambang Dwiposuwignyo M.Kes, 18 tempat tidur di IGD tersebut terdiri dari 7 tempat tidur untuk pelayanan triage atau pelayanan pertama untuk menentukan derajat kegawatan pasien dan 7-10 tempat tidur pelayanan intermediate atau pelayanan peralihan untuk pasien dari IGD ke ruang rawat inap. Sedangkan pelayanan kedaruratan tidak boleh dilakukan di kursi roda atau di ruang tunggu.

blank
Pelayanan dokter di mobil pasien didepan ruang IGD Foto : Kanal Budiarto

Dalam situasi seperti sekarang ini, IGD masih ditambah dengan brankar miliki Puskesmas atau rumah sakit yang merujuk pasien yang jumlahnya bisa mencapai 7-10 buah. Sebab ruang IGD RSUD RA Kartini hanya mampu menampung 25 – 28 tempat tidur, termasuk yang dilayani di lorong Sementara pasien yang masuk rata-rata setiap hari mencapai 60 – 75 pasien.

Persoalan juga muncul karena keterbatasan ruang rawat inap yang berdasarkan standar operasional prosedur telah ditentukan peruntukannya. Sehingga pasien tidak bisa di pindah ke ruang rawat inap secara cepat.

Saat ini RSUD RA Kartini memiliki 470 tempat tidur, termasuk 34 extra bed. Dari jumlah tersebut 103 tempat tidur peruntukannya telah ditentukan seperti untuk pelayanan intensif, HND, sroke, PICU,NICU, persalinan, jiwa, dan untuk ruang perawatan isolasi. Sementara ruang juntuk BPJS klas 3 diisi 6 pasien.

“Kami minta maaf kepadawarga masyarakat jika dalam beberapa hari ini tidak bisa memberikan pelayanan kegawat daruratan secara cepat kepada semua pasien, karena jumlah pasien yang tinggi disebabkan faktor cuaca. Namun kami memastikan, pelayanan medis yang kami lakukan tetap maksimal sesuai dengan standar prosedur pelayanan yang telah ditetapkan, termasuk memberikan prioritas bagi pasien yang kritis” ujar Direktur Utama RSUD RA Kartini, dr Dwi Susilowati, M. Kes.

Sedangkan bagi pasien dengan tingkat kegawatdaruratan rendah, jika kondisi IGD penuh, kami tawarkan untuk dirawat di rumah sakit lain. Untuk itu kami memberikan informasi rumah sakit yang ada, tambahnya.

Menurut dr Dwi Susilowati, M.Kes., membludagnya jumlah pasien di RSUD RA Kartini dan rumah sakit lain ini di sebabkan munculnya penyakit yang menyertai datangnya musim penghujan seperti demam, suspek demam berdarah, diare, dan bronchitis.

“Namun untuk pasien yang dalam kondisi kritis tetap kami prioritaskan,” ujarnya.

Hadi Priyanto-Wahyu