REMBANG (SUARABARU.ID)- PT Semen Gresik peduli dengan kasus balita gizi buruk di Rembang, Jateng. Perusahaan persemenan terkemuka ini, menggulirkan progam SG AYOMI (Ayo Optimalkan Gizi), agar tumbuh kembang calon generasi penerus ini berjalan sehat menatap masa depan dengan lebih cerah.
Kegiatan SG AYOMI beragam. Mulai dari pendampingan pola asuh anak, dan pemberian makanan penambah gizi yang terjadwal secara periodik, hingga pemberian bantuan untuk balita gizi buruk yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Seperti yang dilakukan Tim CSR PT Semen Gresik Jumat (3/1) ini, yaitu menyerahkan bantuan senilai Rp 5 juta untuk balita berusia dua tahun bernama Laila Qurrota Ayuni yang sedang dirawat di Ruang Flamboyan Rumah Sakit dr R Soetrasno, Rembang.
Balita anak pasangan Mukijan (45)-Ngamijah (32), warga Desa Timbrangan Kecamatan Gunem, Rembang, didiagnosis mengalami lemah jantung dan infeksi otak.
Bahkan diagnosis terakhir, juga gangguan paru-paru, dan sekaligus gizi buruk. Orang tua Laila termasuk keluarga tidak mampu dan belum terdaftar sebagai penerima program BPJS Kesehatan.
Kepala Unit Humas dan Bina Lingkungan PT Semen Gresik, Syaichul Amin, mengatakan gizi buruk termasuk persoalan yang mendapat perhatian serius jajarannya.
Sebab gizi buruk yang kronis bisa memicu munculnya stunting, yakni pertumbuhan tubuh balita yang tidak normal untuk usianya, lazimnya ditandai dengan kerdil, gampang sakit hingga kemampuan kognitif yang tidak optimal.
Terkait hal itu, Semen Gresik melakukan pendataan terkait kasus gizi buruk khususnya di wilayah sekitar perusahaan. Hasilnya, saat ini sudah ada 42 balita di Kecamatan Gunem yang masuk dalam program SG AYOMI.
Agar hasilnya maksimal, pihaknya menggandeng Puskesmas Gunem untuk menangani puluhan balita tersebut, lanjut Syaichul Amin.
Laila Qurrota Ayuni ini, termasuk dari 42 balita yang ditangani progam SG AYOMI. Kegiatan SG AYOMI ini sejalan dengan progam pemerintah yang juga serius menangani gizi buruk, dan stunting,” kata Syaicul Amin.
Progam SG AYOMI sudah dimulai sejak September 2019. Semen Gresik mengucurkan anggaran puluhan juta untuk membantu penanganan gizi calon generasi penerus tersebut.
Ayah Laila Qurrota Ayuni, Mukijan berterima kasih kepada berbagai kalangan yang telah membantu anaknya. Laila membutuhkan uang Rp 5 juta untuk membayar biaya pengobatan selama dirawat di rumah sakit.
Mukijan mengaku tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, biaya pengobatan Laila menjadi tanggungan keluarganya.
Oleh karena itu ia berinisiatif membuat surat keterangan tidak mampu (SKTM). Surat keterangan itu sudah diajukan kepada Bupati Rembang agar bisa diterbitkan kartu BPJS Kesehatan yang iuran bulananya ditanggung pemerintah.
“Makanya saya sangat berterima kasih karena ada yang membantu Rp5 juta sesuai biaya yang harus dibayar ke rumah sakit,” tandas Mukijan.
Humas SG-trs