JEPARA (SuaraBaru.Id)- Pemerintah Kabupaten Jepara kini nampaknya memiliki pekerjaan rumah tambahan, menyusul tingginya angka penyebaran kasus HIV/AIDS di Jepara. Sampai bulan November 2019 Jepara menduduki peringkat kedua terbanyak kasus HIV dan peringkat lima belas kasus AIDS di Jawa Tengah.
Oleh sebab itu Pemerintah Kabupaten Jepara, terus mencari cara agar penyebaran virus tersebut dapat terputus mata rantainya. Salah satunya dengan melibatkan instansi lintas sektoral untuk saling bersinergi mencegah penyebaran virus HIV/AIDS di Jepara. Untuk memastikan sinergitas dan kooordnasi, ini, Senin, (23/12/2019) di Ruang Rapat Sosrokartono Setda Jepara telah dilakukan rapat koordinasi penanggulangan HIV/AIDS.
Saat membuka raapat koordinasi ini Asisten Bidang Pembangunan Setda Jepara Mulyaji mengatakan fenomena HIV/AIDS cukup memprihatinkan, HIV berada pada rangking kedua dan AIDS pada rangking lima belas di Jawa Tengah. “Bagi kita ini adalah musibah. Namun demikian dengan ditemukannnya kasus HIV/AIDS dapat dilakukan pengobatann” ujar Mulyaji
Meenuurut Mulyaji banyaknya pasien yang diketahui menderita HIV menjadi tanggug jawab bersama. Karena itu dibutuhkan komitmen bersama untuk mengeliminasi perkembangan virus HIV/AIDS. Salah satu penyebaran virus HIV/AIDS yaitu munculnya fenomena baru dikalangan remaja yaitu suka dengan sesama jenis serta pergaulan bebas. “Harus ada upaya sistematis untuk mengurai persoalan ini,” ujar Mulyaji
Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, M. Fakhrudin dalam laporannya mengatakan, sesuai laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, sampai dengan bulan November 2019, di Kabupaten Jepara ditemukan sebanyak 128 kasus HIV/AIDS, katanya.
Menuurut M. Fakhrudin, Januari sampai dengan November 2019 ditemukan sebanyak 128 kasus dengan kasus HIV sebanyak 94 dan AIDS sebanyak 34 tersebar dihampir seluruh wilayah Jepara. “Kasus HIV/AIDS di Jepara setiap tahun selalu mengalami peningkatan dengan didominasi oleh Ibu rumah tangga,” papar M. Fakhrudin
Jepara berada pada rangking dua bersama dengan Kabupaten Cilacap dibawah Kota Semarang. Karena itu diperlukan kerja keras secara bersama untuk mencegah pertumbuhan virus HIV/AIDS. “Sinergitas bersama antara pemerintah serta organisasi lainnya bersama masyarakat diharapkan dapat memutus mata rantai, sehingga tidak menularkan kepada orang lain. Dengan menemukan kasus penderita HIV secara dini maka akan dapat diatasi dengan pengobatan sehingga dapat mengurangi resiko lebih parah,”papar M. Fakhrudin. (SuaraBaru.Id/Hadi Priyanto)