blank
Peserta UKW ke-17 PWI Jateng di Hotel Quest Semarang foto bersama dengan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS, Ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Jateng Sri Mulyadi, dan Tim Penguji usai acara penutupan. (Foto: SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

SEMARANG(SUARABARU.ID)- Sebanyak 22 wartawan dari berbagai media cetak, elektronik dan online dinyatakan lolos Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan ke-17 yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah di Hotel Quest Semarang, Sabtu (21/12).

Sedang dua peserta dianggap belum kompeten karena tidak memenuhi standar penilaian UKW yang digelar mulai Jumat-Sabtu (20/12) tersebut. Kedua peserta diberi kesempatan mengulang UKW pada periode mendatang setelah enam bulan dari UKW pertama yang pernah diikuti.

blank
Salah satu Tim Penguji UKW Sihono HT tengah mengumumkan peserta yang dinyatakan berkompeten dan belum berkompeten setelah mengikuti UKW. (Foto : SuaraBaru.id/Muharno)

Penutupan UKW dilakukan Joko Tetuko, salah satu asesor PWI Pusat disaksikan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dan tim penguji yakni Syamsul Huda dan Widiyartono R (PWI Jateng) dan Sihono (PWI Yogyakarta).

Anggota tim asesor UKW ke- 17 PWI Jateng, Sihono mengatakan UKW merupakan perjalanan awal profesi wartawan setelah dinyatakan berkompeten. Wartawan harus terus belajar sehingga akan mendapat titik terang dalam kehidupan. Kalau tidak belajar jadi gelap.

“Bagi yang belum berkompeten jangan berkecil hati. Jika yang belum kompeten terus belajar, bisa saja malah nanti akan lebih kompeten dari yang sudah kompeten pada hari ini. Di tingkat nasional sudah ada sebanyak 11.746 wartawan berkompeten,” tegasnya.

Seorang wartawan yang telah berkompeten, imbuhnya, kegiatan jurnalistiknya harus bisa memberikan manfaat baik bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara. Karena tugas wartawan itu sebenarnya sangat mulia karena informasi yang dibuat bermanfaat bagi banyak orang.

Daftar Tunggu

Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS mengatakan pihaknya akan terus menyelenggarakan UKW karena pendaftar yang masuk waiting list (daftar tunggu) masih banyak. Sosialisasi dan pembudayaan UKW di PWI Jateng sudah mengena dan berjalan dengan baik.

“Saya kira sudah betul UKW telah diserap sebagai kebutuhan. Malah sampai ada tagline wartawan kurang gagah kalau belum ikut UKW. Saya akan terus menyemangati teman-teman meningkatkan kompetensi profesi wartawan melalui UKW muda, madya dan utama,” katanya.

Menurutnya, komitmen PWI Jateng untuk terus bergerak secara senyap di bidang pendidikan profesi wartawan, ini perlu dipahami. Program UKW bukan sekadar sisipan dari kegiatan berhura-hura yang sifatnya eksposiur, acara UKW mesti bermanfaat bagi peserta.

“Seandainya ada dana Rp 30 juta yang bisa untuk UKW dibandingkan dengan event senam massal atau sepedaan, saya lebih memilih untuk UKW. Hati, pikiran dan komitemn PWI Jateng adalah peningkatan kompetensi dan kapasitas wartawan,” tandasnya.

Pihaknya berharap yang belum jadi anggota PWI segara memproses pendaftarannya. UKW menjadi bagian untuk mendapatkan kartu anggota PWI muda. Untuk bisa mendapatkan kartu muda, calon anggota harus mengikuti orientasi kewartawanan terlebih dahulu.

“Ada tiga materi dalam orientasi kewartawanan yakni hukum pers dan kode etik jurnalistik (KEJ), materi ke-PWI-an dan mengenal konvergensi media. Ada post test guna mengetahui materi orientasi wartawan sudah terserap atau belum,” ujarnya.

Muharno Zarka