blank
Hadi Priyanto,narasumber FGD tentang Ratu Kalinyamat

JEPARA (SUARABARU.ID) –Pusat Studi Ratu Kalinyamat  yang didirikan Unisnu Jepara bekerja sama dengan Yayasan Dharma Bhakti Lestari, hendaknya tidak hanya fokus  pada studi tentang Ratu Kalinyamat, tetapi juga membuka  diri dan memperhatikan kearifan sejarah lokal Jepara.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Yayasan Kartini Jepara, Indria Mustika dalam  Focus Group Discussion tentang Ratu  Kalinyamat yang diselenggarakan oleh LPPM Unisnu di ruang rapat rektorat,  Kamis 5 Desember 2019. FGD yang dibuka oleh Wakil Rektor I Unisnu Jepara, Dr Akhirin Ali  ini diikuti oleh unsur LPPM Unisnu, dan anggota tim Pusat Studi Kalinyamat serta pemerhati sejarah lokal Jepara. Sedangkan narasumber yang dihadirkan adalah Hadi  Priyanto, penulis buku Ratu Kalinyamat Rainha de Jepara.

Menurut Indria Mustika, kehadiran Pusat Studi Kalinyamat ini mengobati  kegelisahan para pegiat  budaya dan bahkan masyarakat untuk mengetahui lebih mendalam peran besar Ratu Kalinyamat dalam perjalanan bangsa Indonesia.

“Patriotisme  yang ditunjukkan Ratu Kalinyamat  dengan  menyerang  Portugis  di  Malaka masih terasa  relevan hingga  saat ini. Juga kesungguhannya dalam membangun Jepara dengan inovasi dan kreatifitasnya hingga  Jepara menjadi bandar terbesar di pesisir utara pula Jawa. Bahkan beliau juga memiliki peran sentral dalam pengembangan agama Islam pada jamannya. Namun Jepara  tidak  boleh melupakan Ratu Shima, RA Kartini , RMP Sosrokartono  dan tokoh lokal lainnya,” ujar Indria  Mustika.

blank
Peserta FGD Pusat Studi Ratu Kalinyamat

Sementara itu Hadi Priyanto  dalam paparannya menjelaskan tentang berbagai peran strategis yang telah dilakukan oleh Ratu Kalinyamat dalam meletakkan fondasi bagi pembangunan bangsa Indonesia.

Keberanian melawan Portugis menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk melawan semua bentuk penindasan. Bahkan RA Kartini menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai inspirasi  dalam perjuangannya.

“Persoalannya  kita sering kali terjebak hanya  pada acara serimonial ketika mengenang kebesaran  nama Ratu Kalinyamat ketika memperingati Hari  Jadi  Jepara,” ujar  Hadi Priyanto. Beban kurikulum yang sangat padat dan minimnya literatur tentang Ratu Kallinyamat juga menyulitkan  guru disemua tingkatan untuk mengajarkan tentang sejarah  dan  nilai perjuangan   Ratu  Kalinyamat, tambahnya.

Oleh sebab itu  Hadi  Priyanto menyambut dan berharap banyak terhadap kehadiran  Pusat Studi Ratu  Kalinyamat. Pusat studi ini tidak boleh hanya bermanfaat bagi kalangan akademisi   tetapi harus juga  bermanfaat bagi masyarakat.

“Jangan sampai masyarakat  hanya mengetahui mitos dan legenda serta mengabaikan aspek kesejarahan  Ratu  Kalinyamat serta nilai-nilai luhur yang telah diwariskan kepada bangsa ini. Oleh sebab itu menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai  pahlawan nasiional harus didukung oleh semua pihak,” ujar Hadi Priyanto.

Hal  senada juga diungkapkan oleh  Dr  Akhirin Ali. Menurutnya, nilai-nilai keutamaan Ratu Kalinyamat harus kita rumuskan bersama dengan membuka ruang-ruang diskusi hingga dicapai kesepakatan.

“Nilai  patriotisme, nasionalisme, relejiusitas, kreatif, kerjasama dan semangatnya yang luar biasa relevan untuk kita teladani”, ujar Akhirin. Oleh sebab itu ia minta Pusat Studi Rati Kalinyamat dapat merumuskan program yang tidak berhenti pada kajian akademis,  tetapi juga juga program implementatif dan bermanfaat  bagi masyarakat,   daerah dan bahkan bangsa,” ujar  Wakil   Rektor I Unisnu Jepara.

Sedangkan Sutarya pegiat seni ukir dan juga pengurus masjid Mantingan mengungkapkan peran besar  Ratu Kalinyamat  dalam pengembangan seni ukir Jepara. Masjid Mantingan adalah saksi bisu atas peran besar itu.

Ornamen  dan arsitektur masjid yang dibangun pada  tahun 1559 menjadi inspitrasi  bagi perkembangan seni ukir Jepara dan bahkan  merupakan monumen toleransi yang luar biasa. “Sebab motif yang ada  bukan hanya Islam, tetapi juga Cina dan Hindu”,  ujar Sutarya.

Sementara itu,  Murniati dari Pusat Studi Kalinyamat menjelaskan,  FGD  tersebut menjadi salah satu masukan bagi fihaknya untuk merumuskan program-program strategis kedepan. Ulil Abshor/trs