WONOSOBO – Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Selasa (26/11), meresmikan jalan beton yang menghubungkan Dusun Maron dengan Dusun Pagergunung Desa Mutisari Kecamatan Watumalang.
Peresmian jalan ditandai dengan pengguntingan pita di depan jalan masuk.
Pembangunan jalan beton tersebut dibiayai dari Program Keserasian Sosial Kementerian Sosial (Kemensos RI). Dana yang dikucurkan Rp 150 juta. Sejumlah Rp 100 juta untuk pembangunan jalan beton dan Rp 50 juta untuk kegiatan tematik forum keserasian sosial.
Peresmian jalan beton yang dilakukan Bupati Eko Purnomo, disaksikan Nur Dwiani Oktavia (Dinas Sosial Propinsi Jateng), Muawal Sholeh (Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Wonosobo) dan jajaran Muspimcam Kecamatan Watumalang.
Selain meresmikan jalan beton yang jadi jalur pendakian ke Gunung Bismo Watumalang, Eko Purnomo juga menyerahkan secara simbolis dana rehabilitasi Rumah Tak Layak Huni (RTLH) Rp 150 dari Kemensos RI untuk 10 warga kurang mampu di Desa Mutisari.
Eko Purnomo meminta warga Desa Mutisari Kecamatan Watumalang tetap menjaga kerukunan dan kegotong-royongan. Sebab kerukunan dan kegotong-royongan menjadi modal tumbuhnya persatuan dan kesatuan di masyarakat. Warga yang hidup rukun akan terasa damai.
“Program Keserasian Sosial dari Kementerian Sosial (Kemensos RI) di Desa Mutisari harus bisa diwujudkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Karena dengan kehidupan warga yang serasi maka mengindarkan dari konflik maupun bencana sosial,” katanya.
Bupati Wonosobo juga meminta warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian alam. Sebab lingkungan yang kotor dan alam yang rusak akan membahayakan bagi kehidupan karena bisa mendatangkan penyakit dan musibah bencana alam.
Rembug Warga
Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKB) Dinas Sosial Jateng Nur Dwiani Oktvia mengatakan di Jateng ada 14 desa yang jadi lokasi program keserasian sosial dan Desa Mutisari Watumalang salah satunya.
“Kegiatan ini merupakan program Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKB) Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI. Program keserasian sosial dilaksanakan guna membangun kehidupan masyarakat yang guyup dan rukun,” katanya.
Dalam kegiatan keserasian sosial, imbuhnya, tidak hanya berupa program fisik tapi juga ada forum rembug warga untuk membahas sekaligus mendeteksi dini konflik dan bencana sosial yang bisa terjadi di masyarakat. Warga harus hidup rukun dan harmonis.
“Melalui rembug warga diharapkan konflik dan bencana sosial tidak akan terjadi di masyarakat. Karena terbiasa hidup guyub rukun dan budaya gotong royong tetap diuri-uri maka tidak akan terjadi permasalahan di antara warga di masyarakat,” sebutnya.
Kepala Desa Mutisari Mahyatun Muhotip Abidin menandaskan meski warga Desa Mutisari tergolong miskin harta tapi kaya hati. Hal itu dibuktikan dengan tradisi kerukunan antar dan tradisi gotong royong yang masih tetap terjaga hingga saat ini.
“Warga Mutisari sebagian besar bekerja sebagai petani dan berada di daerah pegunungan yang terpencil. Namun demikian warga punya semangat yang tinggi untuk membangun desa.
Program betonisasi jalan semua dikerjakan warga secara sukarela,” paparnya.
Karena berada di daerah pegunungan, Desa Mutisari, sebutnya, punya potensi wisata alam Gunung Bismo dan Curug Tangkisan yang tak kalah menarik dari lokasi wisata lain di Wonosobo. Setiap akhir pekan banyak pendaki yang naik ke puncak Gunung Bismo.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka