WONOSOBO-Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Wonosobo KH Ngarifin Shidiq Alh mengatakan kini dunia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. Pada era ini perkembangan tehnologi digital begitu pesat melampaui ruang dan waktu.
“Perkembangan tehnologi digital harus diikuti dan tidak boleh dihindari. Kaum perempuan muda NU yang berkhikmat di organisasi Fatayat pun harus melek tehnologi dan menyesuaikan diri dengan trend global jika tidak mau ditelan zaman,” tegasnya.
KH Ngarifin Shidiq Alh mengatakan hal itu ketika memberikan sambutan dalam acara “Pelantikan Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Wonosobo Periode 2019-2014”, di Pendapa Bupati setempat, Minggu (17/11).
Dalam acara tersebut hadir Ketua TP PKK Wonosobo Fairuz Eko Purnomo, Pimpinan Wilayah Fatayat NU Jawa Tengah, Pimpinan Cabang Muslimat NU Wonosobo, perwakilan organisasi perempuan dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU se-Kabupaten Wonosobo.
Menurut KH Ngarifin Shidiq Alh yang juga Dosen Universitas Sains Al Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo itu, jika kaum perempuan muda tidak mau mengikuti perkembangan tehnologi informasi maka akan ketinggalan zaman dan tidak bisa menguasai dunia.
“Anak-anak generasi milenial kini telah lebih canggih dalam menguasai teknologi digital. Mau pesen makanan tinggal klik Grabfood, mau bebergian tinggal pesan Grabcar atau Grabbike, semua sudah bisa dilayani dengan cepat, mudah dan murah,” katanya.
Ilmu Agama
Melaui mesin pencarian google, imbuhnya, semua informasi dan ilmu pengetahuan juga bisa didapat dengan mudah, cepat dan praktis. Apalagi informasi yang bersumber dari google selalu up to date, akurat dan lengkap sehingga google sudah setara “profesor doktor”.
“Di tengah era tehnologi informasi modern, kader Fatayat NU harus bisa mengimbangi dengan pengetahuan agama (Islam) pada anak-anak. Tehnologi itu hanya bisa mengisi otak sedang agama sekaligus bisa mengisi hati dengan iman dan akhlak,” sebutnya.
Koordinator Bidang Hukum, Politik dan Advokasi PW Fatayat NU Jawa Tengah Atatin Malikhah mengatakan banyak sekali program kerja Fatayat NU yang bisa disinergikan dengan program pemerintah demi kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat.
“Saat ini yang jadi perhatian Fatayat NU di semua daerah adalah membantu pemerintahan dalam pengentasan kemiskinan dan stunting. Di Wonosobo sendiri ternyata stuntingnya tinggi dan butuh keterlibatan Fatayat NU untuk ikut menyelesaikan,” ucapnya.
Ketua TP PKK Fairuz Eko Purnomo berpesan selain ikut membantu penanganan stunting, kader Fatayat NU di Wonosobo khususnya aktif pula mengkampanyekan gerakan “Gemarikan” atau gemar makan ikan bagi anak-anak. Ikan mengandung gizi tinggi dan baik bagi anak.
“Gemarikan merupakan gerakan nasional dan perlu di dukung elemen masyarakat di daerah. Ini merupakan gerakan moral agar orang tua selalu memberikan menu ikan pada anak-anak agar terbentuk sumber daya manusia yang sehat, kuat dan cerdas,” tandasnya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka