WONOSOBO-Rencana induk (Masterplan) Kota Cerdas Wonosobo mendapat apresiasi positif dari Direktorat Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI.
Pemaparan masterplan smart city disampaikan Bupati Wonosobo Eko Purnomo di Balai Sudirman Jakarta, Selasa (5/11).
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kominfo, Kemen PAN-RB, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian PUPR dan Kantor Staf Presiden mengakui 3 quick wins dalam masterplan smart city, dinilai sangat menarik dan tepat, meski dikemas sederhana.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Wonosobo Eko Suryantoro, Rabu (6/11), menjelaskan perihal tahapan lanjut dari penyusunan rencana induk Smart City telah masuk pada agenda evaluasi oleh pemerintah pusat.
“Dalam evaluasi masterplan tersebut, sejumlah syarat yang wajib dipenuhi kemudian dipresentasikan oleh Bupati, didampingi Sekda, Kepala Dinas Kominfo, Kepala BAPPEDA dan pejabat terkait lainnya, di depan tim dari lintas Kementerian,” terangnya.
Selain presentasi berisi materi perihal kesiapan Wonosobo menuju kota cerdas, dalam forum selama sekitar dua jam tersebut, tim smart city Pemkab Wonosobo, disebut Eko, juga menayangkan film pendek berisi sejumlah inovasi untuk menekan angka kemiskinan.
Tiga inovasi, meliputi Labu Bali (Layanan Budaya Baca Literasi) Dinas Pendidikan, PL SAGITA (Pangan Lokal Sahabat Keluarga Kita) Dinas Kesehatan dan Aplikasi Sobo Aksi dengan Warga Bintang Lima, mendapat apresiasi sangat positif.
Partisipasi Masyarakat
“Tim evaluasi dari pemerintah pusat memperlihatkan antusiasme tinggi dalam diskusi setelah presentasi materi dan penayangan film,” tambah Wajiran, Kepala Seksi Teknik Komunikasi Jaringan dan Persandian Dinas Kominfo yang juga turut dalam forum tersebut.
Ketiga quick wins yang diangkat Pemkab Wonosobo, sudah mampu mewakili sejauh mana kesiapan dalam menerapkan program smart city. Warga Bintang Lima di aplikasi Sobo Aksi akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan di Wonosobo.
“Melalui aplikasi Sobo Aksi, warga Wonosobo akan dapat terlibat dan berkontribusi dalam pembangunan, melalui kritik, saran maupun masukan untuk kemajuan daerahnya. Aplikasi ini sangat mendorong partisipasi publik aktif memberikan kontribusi,” jelas Wajiran.
Sementara untuk Labu Bali, alias layanan budaya baca dan literasi yang digagas oleh SD Negeri 1 Garung menjadi solusi terhadap rendahnya minat baca siswa saat ini sehingga nantinya para pelajar akan memiliki minat baca yang tinggi.
Poin menarik dalam Inovasi Labu Bali ini, menurut Wajiran, juga karena adanya keterlibatan orang tua siswa yang rela mendonasikan buku untuk mendukung budaya baca di sekolah. Peran orang tua murid dalam ikut memajukan pendidikan anak sangat kuat.
Sedang inovasi yaitu PL SAGITA yang merupakan produk kreatifitas dari munculnya kasus gizi buruk pada balita di Wilayah Kecamatan Garung diproyeksikan sebagai solusi agar masyarakat tidak lagi tergantung pada beras sebagai sumber karbohidrat.
“PL SAGITA ini merupakan program pemulihan gizi berbasis masyarakat dengan kreasi menu dari tepung siap saji dan tahan lama, dibuat dengan memanfaatkan potensi pangan lokal. Menu ini sangat baik bagi anak karena mengandung gizi yang tinggi,” ungkapnya.
Suarabaru.id/Muharno Zarka