blank

Bupati Zaenal Arifin pimpin Rakor Pengurangan Resiko Bencana (Foto:SB/Tuhu)

 

KOTA MUNGKID – Menjelang musim hujan 2019, Pemkab Magelang melakukan antisipasi timbulnya bencana. Karena tak ada satupun kecamatan di daerah itu, yang bebas dari ancaman angin kencang dan tanah longsor.

Bencana tanah longsor selama musim hujan tahun lalu, paling sering terjadi di wilayah Kecamatan Salaman, yakni 48 kejadian. Disusul Kecamatan Kajoran (24). Kemudian Sawangan dan Kajoran.

“Adapun bencana angin kencana, terjadi hampir di 21 kecamatan se Kabupaten Magelang,” kata Drs Edy Susanto, Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Magelang.

Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP, mengatakan, pengurangan resiko bencana menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat dan stakeholder terkait. Bukan hanya BPBD.

Ia minta, BPBD melakukan pemetaan titik-titik rawan bencana, agar masyarakat bisa selalu waspada. Sehingga jika sampai terjadi bencana, BPBD bisa segera melakukan langkah-langkah strategis.

“Segera membentuk pos di lapangan sehingga masyarakat mendapatkan rasa aman,” katanya.

Disamping melakukan kaji cepat,perlu atau tidaknya tanggap darurat. Karena situasi tanggap darurat inilah titik point penting pemerintah untuk bisa segera melakukan tindak lanjut.

Menurut Edy Susanto, jumlah kejadian bencana di Kabupaten Magelang meningkat sejak 2014 sampai 2019. Bencana didominasi oleh hidrometeorologi (bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air).

Pada 2018 sebanyak 447 kejadian, dan didominasi oleh bencana hidrometeorologi (209 tanah longsor dan 105 angin kencang).

Tanah longsor dan angin kencang berdampak timbulnya kerugian harta benda, ataupun kerugian sosial masyarakat.(Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dikirim dari Yahoo Mail di Android

BalasBalas ke semuaTeruskan