BLORA – Tingkat kesulitan air bersih dari dampak musim kemarau semakin menyesakkan. Banyak warga Blora makin susah, dan kelabakan mendapatkan air bersih untuk keluarganya, karena sumur dan sungai mengering.
Warga pedesaan yang sebelumnya mengandalkan air sungai dengan membuat belik (sumur gowak), dan bendung kecil untuk penampungan juga mengering, wargapun mulai ngluruk untuk mencari sumber air di tempat (desa) lain.
“Kemarau tahun ini benar-benar terasa berat, air sungai habis mengering,” ungkap Sardan (44), warga Desa Ngalngitan, Kecamatan Kota Blora, Selasa (22/10/2019).
Untuk mendapatkan air, warga harus berjalan jauh ke tengah hutan, karena selain sumur-sumur warga mengering, bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sejauh ini baru dua kali, kata Sardan.
Sarjono (51), penduduk Dluwangan, Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Blora, mengakui musim kemarau 2019 terasa menyesakkan, sebabnya sungai yang tidak jauh dari pemukiman warga, tahun ini mengalami kekeringan serius.
Kondisi yang sama dialami banyak warga desa di 16 kecamatan lainnya di Blora. Terparah dialami warga hampir semua desa di Kecamatan Jati, Kecamatan Kunduran, Kecamatan Ngawen, dan Kecamatan Tunjungan.
“Saat ini terdata ada 150.169 kepala keluarga (KK) atau hampir 500.000 jiwa terdampak kekeringan, kami tiap hari rutin droping air bersih untuk warga,” jelas Kepala Pelaksana BPBD setempat, Sunanta.
Puncak Kemarau
Tidak hanya BUMN, BUMD dan instansi yang tergerak membantu droping air untuk warga. Dua hari Senin-Selasa (21-22/10/2019), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora bersama Polres bhakti sosial droping air bersih.
Selama dua hari ini, PWI, Polres didukung Dinkominfo, PDAM Tirta Amerta, dan BPBD Blora, menggelontorkan 180.000 liter air bersih (30 armada truk tangki) untuk warga yang didera kesulitan air bersih.
Kapolres AKBP Antonius Anang, didampingi Ketua PWI, pejabat Dinkominfo Blora melepas secara simbolis rombongan tangki air bersih dari depan sekretariat PWI, kompleks GOR Mustika barat No. 1, Kota Blora.
Dijelaskan Ketua PWI Kabupaten Blora, Wahono, bantuan air bersih itu dikirim untuk masyarakat di Kecamatan Kota Blora, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Cepu, Kecamatan Sambong, dan Kecamatan Tunjungan.
Kapolres Blora AKBP Antonius Anang, menjelaksan sebelum bhaksos dengan PWI, pihaknya sudah beberapa kali bhakti sosial droping air bersih bersama mahasiswa, dan ormas kepemudaan untuk disalurkan ke masyarakat luas.
“Bhaksos atau berbagi kasih bersama kawan-kawan wartawan PWI, adalah sesuatu yang sangat terkesan,” akunya saat droping air untuk warga Dluwangan.
Kepala Pelaksanan (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora, Sunanta, menambahkan saat ini ada sekitar 171 dari 295 desa dan kelurahan di Blora rawan kekeringan, dan saat ini adalah puncaknya.
Untuk membantu warga, pihaknya setiap hari droping air dengan lima unit mobil tangki air secara bergiliran, satu truk bisa droping 3-5 kali, tergantung jaraknya, itu belum termasuk mobil PDAM dan piha lainnya.
Suarabaru.id/Wahono