blank
Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, (Humas Pemkot MagelangI

 

MAGELANG- Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito menyayangkan terjadinya insiden pelemparan batu dan perusakan sejumlah barang milik Pemkot Magelang oleh massa aksi pada Kamis sore (26/9). Seharusnya aksi demonstrasi menyuarakan aspirasi berjalan damai dan santun.

‘’Kejadian itu sangat saya sayangkan. Yang demo kan mahasiswa, mahasiswa itu kan kaum intelektual, harusnya tidak terjadi hal seperti itu. Saya menduga yang rusuh kemarin bukan dari mahasiswa, mungkin ada kelompok lain yang menunggangi,’’ katanya Jumat (27/9).
Dia menerangkan, sebelumnya sudah ada sinyal aksi demonstrasi akan berjalan tidak semestinya. Namun, dirinya masih memiliki prasangka baik, aksi akan berjalan tertib dan damai dari awal sampai akhir.

‘’Ternyata benar ada kejadian. Saya dilapori, ada juga anak-anak pelajar SMK bahkan SMP yang ikut. Anak-anak SMP ini kok bisa ikut-ikutan, arahnya demo untuk apa barangkali tak tau. Gimana masa depan mereka kelak kalau yang dewasa sudah mengajak aksi-aksi seperti ini,’’ ujarnya.

Dalam menyampaikan aspirasi, lanjut orang nomor satu di Kota Magelang, itu boleh dan sah dalam negara demokrasi, asalkan tidak anarkis. Dia akan evaluasi secara keseluruhan dengan segenap anggota Forpimda.

‘’Saya juga akan briefing dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengambil langkah-langkah terkait keterlibatan pelajar dalam demonstrasi ini,’’ terangnya.

Kapolres Magelang Kota AKBP Idham Mahdi mengatakan, jumlah orang yang diamankan pascaricuh usai bubarnya aksi aliansi Magelang Bergerak bertambah. Pihaknya mengamankan sebanyak 59 orang yang sebagian besar merupakan pelajar.

Kapolres menyayangkan kericuhan yang terjadi  setelah pelaksanaan aksi damai di Kota Magelang. Ketika itu, sekumpulan oknum peserta aksi yang sengaja tinggal memancing dan melakukan perusakan-perusakan terhadap fasilitas yang ada.

‘’Selama satu jam kami bertahan, juga tidak terpancing. Namun pada saat itu oknum tersebut melakukan tindakan perusakan. Yang dirusak antara lain sejumlah lampu, pot, pintu pagar pemkot dan beberapa pos dirusak,’’ tuturnya kepada wartawan di Mapolres Magelang Kota, Jumat (27/9).

Untuk mencegah agar massa yang tertinggal ini tidak semakin anarkis, petugas mengambil tindakan supaya mereka mundur meninggalkan Jalan Sarwo Edhie Wibowo.

‘’Alhamdulillah situasi bisa kita kendalikan dan ada beberapa orang yang bisa kita amankan sebanyak 59 orang. Dari 59 orang tersebut, kategori dewasa 28 orang, kategori anak-anak ada 31 orang. Kemudian kita pecah lagi pelajar ada 53 orang, mahasiswa ada 1 orang dan swasta ada 5 orang,’’ ungkapnya.

Menurutnya, dari 59 orang yang diamankan tersebut dirinci dari Kota Magelang 12 orang, dari Kabupaten Magelang sebanyak 46 orang dan seorang berasal dari Kabupaten Temanggung. (hms)

Editor: Doddy Ardjono