WONOGIRI – Fanatisme dukungan yang tanpa terkendali, dan jumlah dukungan pemilih yang imbang dalam upaya memenangkan masing-masing calon Kades, diprediksi dapat memicu kerawanan dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades). Di Kabupaten Wonogiri, Pilkades serentak di 186 desa di 25 kecamatan, akan digelar Rabu (25/9).
Untuk menyikapi prediksi kerawanan tersebut, jajaran kepolisian Wonogiri telah melakukan antisipasi. Kapolres AKBP Uri Nartanti Istiwidayati, Selasa petang (24/9), memimpin upacara pergeseran pasukan (Serpas) untuk melakukan pengamanan di 186 desa yang menggelar Pilkades. Kasubag Humas Polres Iptu Suwondo, menyebutkan, personel kepolisian yang mengamankan Pilkades terdiri atas sebanyak 497 anggota Polres, ditambah dari Brimob dan dari Sat Sabhara Polda Jateng masing-masing sebanyak 100 personel. Berikut bantuan pasukan dari Polresta Surakarta, Polres Sukoharjo, Polres Boyolali, Polres Klaten, dan Polres Karanganyar, sebanyak 200 personil. ”Semua di-BKO (Bawah Komando)-kan ke Polres Wonogiri,” ujar Iptu Suwondo.
Saat memimpin upacara Serpas, Kapolres, berpesan agar aparat kepolisian dapat melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan kemunculan kerawanan Pilkades. Tingkatkan fungsi Bhabinkamtibmas untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan (binluh). ”Gencarkan patroli rutin di wilayah rawan kriminalitas,” tegas Kapolres sembari mengajak kepada para calon dapat berpartisipasi aktif mendukung terwujudnya kondusivitas desa. Polres melarang konvoi, dan kepada calon yang maju dalam Pilkades, diseru untuk tidak melakukan provokasi.
Kabag Ops Polres Wonogiri, Kompol Agus Pamungkas, menyatakan, jajarannya telah memetakan wilayah rawan Pilkades di Kabupaten Wonogiri. Pemetaannya, diperinci menjadi tiga kategori, yakni Rawan Satu (1), Rawan Dua (2) dan wilayah aman. Untuk wilayah yang masuk rawan, jumlah personel keamanannya ditambah atau diperkuat.
Sebelumnya, jajaran Polsek bersama Koramil dan Camat yang tergabung dalam Forkompincam, telah berupaya melakukan langkah antisipasi dini untuk menciptakan situasi yang kondusif. Kepada semua jago dipahamkan harus siap menang dan kalah, serta diserukan mampu mengendalikan massa pendukungnya untuk tidak berbuat anarkis dan membuat kekacauan.
Kepada para jago dan kader pendukungnya, diseru untuk tidak melakukan money politics. Di sisi lain, pemilih juga diimbau untuk tegas menolak politik uang. Tokoh masyarakat, Wiwik Darmono, mengajak pemilih untuk bersikap cerdas dan tidak tergiur iming-iming money politics.(suarabaru.id/Bambang Pur)