blank
Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menyempatkan diri untuk menyaksikan dan berdialog dengan peserta lomba lukis tenong di Alun-alun Wonosobo. (Foto:SuaraBaru.id/Muharno Zarka)

WONOSOBO-Lomba lukis tenong bertema kearifan lokal menyeramakan event Pameran Produk Inovasi (PPI) Jawa Tengah dan Wonosobo Multi Event (WME) yang digelar mulai Jumat (20/9) hingga Minggu (22/9) di Alun-Alun Wonosobo.

Kepala Bappeda Wonosobo Tarjo mengatakan lomba lukis tenong diikuti 60 peserta pelajar dan umum, termasuk kaum disabiltas. Lomba ini digelar karena budaya pesta tenongan merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu secara turun-temurun.

“Melalui lomba lukis tenong ini diharapkan budaya tenongan tetap diuri-uri dan generasi muda saat ini bisa mengelal tradisi tenongan sehingga tidak punah ditelan zaman. Budaya tenongan termasuk kearifan lokal harus tetap dipertahankan di era global ini,” katanya.

Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen yang membuka event PPI dan WME juga sempat meninjau para pelukis yang tengah memainkan kuasnya di atas tenong yang dijadikan sebagai media lukis. Lukis dilakukan menggunakan cat air warna-warni.

Orang nomer dua di Jateng tersebut juga beberapa kali menyapa dan melakukan dialog dengan peserta lomba lukis dari kalangan difabel. Pihaknya mengaku bangga karena hasil lukisan kaum difabel tidak kalah menarik dengan peserta dari non-difabel.

Dewan Yuri

“Ini sedang melukis apa? Sudah selasai? Jam berapa kamu mulai melukis?,” tanya Taj Yasin kepada salah satu pelukis difabel tuna runggu. Melalui bahasa isyarat sang pelukis pun menjawab dengan gerakan bibir dan tangan.

Putra almarhum KH Maimoen Zubair ini menyatakan ternyata pelukis difabel bisa lebih cepat menyelesaikan lukisannya daripada pelukis umum. Karena penyandang tuna rungu

dapat merampungkan lukisan secara sempurna dalam waktu kurang dua jam.

Bertindak sebagai dewan yuri dalam lomba lukis tenong antara lain, Agus Wuryanto (Ketua Komunitas Seni Air Gunung), M Rahman Athian (dosen Seni Rupa Unnes) dan Arif Fiyanto (seniman lukis dan dosen Seni Rupa Unnes).

Salah satu yuri lomba lukis tenong Agus Wuryanto menyatakan kreteria penilaian meliputi kesesuaian konsep, artistik dan tehnik visual seperti komposisi bentuk, warna, garis, penguasaan bidang dan totalitas eksekursi serta kebersihan hasil lukisan.

“Dari hasil pemenang lomba lukis tenong, hasilnya sangat bagus sekali. Semua aspek penilaian unggul. Mereka termasuk seniman lukis yang sudah profesional. Meski tidak meraih juara beberapa peserta juga menghasilkan lukisan yang baik,” sebutnya.

Dikatakan Agus, pemenang 1 lomba lukis tenong dari Magelang, sedang juara 2 dan 3 dari Wonosobo. Selain untuk menyemarakan ajang PPI dan WME, lomba ini sekaligus menunjukan jika apresiasi seniman lukis terhadap warisan seni budaya Jawa Tengah cukup tinggi.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka