blank

JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng Gojek untuk merealisasikan Smart Province di wilayahnya. Decacorn asal Indonesia itu diajak Ganjar untuk mengimplementasikan Peraturan Daerah Provinsi Cerdas yang telah meluncur pada 31 Agustus kemarin.

Konsep Provinsi Cerdas itu meliputi lingkungan tempat tinggal yang layak (smart society), harmonisasi tata ruang (smart living), sekaligus sebagai upaya peningkatan perekonomian masyarakat (smart economy). Ganjar mengatakan seluruh konsep tersebut diterapkan dengan basis Informatika dan Teknologi (IT).

“Prinsipnya kan untuk menerapkan sistem pelayanan mudah, murah dan cepat. Juga seiring perkembangan zaman, digitalisasi tidak akan terhindarkan,” kata Ganjar saat berkunjung ke Markas Besar Gojek di Kawasan Blok M Jakarta, Jumat (20/9).

Perda Provinsi Cerdas tersebut juga untuk Peningkatan daya tarik wisata (smart branding), pengembangan tata kelola hutan, sampah, limbah, energi (smart environment), serta pelayanan publik yang mudah, murah, cepat, dan tuntas melalui SPBE (smart government) juga akan menjadi konsep penerapannya. Menurut Ganjar apa yang telah dilakukan Gojek, lewat platform-platform yang tersedia bisa disinergikan dengan hal-hal tersebut.

“Apa yang dilakukan kawan-kawan di Gojek ini sangat menginspirasi karena bisa menyelesaikan banyak persoalan. Agar lebih mudah dalam operasionalnya maka jalinan kerjasama ini dibutuhkan dan tidak menutup kemungkinan akan bekerjasama dengan platform lainnya,” katanya.

Saat ini di Jawa Tengah Gojek telah menjalin kerja sama dengan Trans Semarang serta pembayaran pajak. Oleh karena itu, dalam waktu dekat Jawa Tengah diakui sebagai provinsi yang siap untuk menerapkan Smart Province. CEO Gojek, Nadiem Makarim mengatakan banyak hal yang bisa direlasikan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Gojek.

“Secara garis besar yang paling memungkinkan adalah sektor UMKM, transportasi, online tiket wisata, pengangkutan, promosi kalender event dan pajak,” katanya.

Terlebih kekuatan Gojek di Jawa Tengah juga cukup besar karena telah menggandeng kemitraan dengan 30 ribu UMKM, 100 ribu goride dan 30 ribu gocar. Hak tersebut juga didukung dengan banyaknya transaksi yang dilakukan. Per Agustus ini saja sudah ada 4,1 juta transaksi.

“Namun ujung-ujungnya adalah pemberdayaan UMKM dan pelayanan. Dengan begitu taraf perekonomian serta layanan masyarakat akan naik,” katanya. (suarabaru.id)