blank

GROBOGAN- Ada sesuatu yang tak biasa yang dilakukan Kepala Pelaksana BPBD Grobogan Endang Sulistyaningsih bersama jajarannya di arena car free day Purwodadi, Minggu (15/9). Di hadapan pengunjung CFD, Endang dan teman-temannya mempraktikkan penggunaan repling untuk melakukan vertikal rescue, yang merupakan salah satu sarana penanganan saat terjadinya sebuah bencana.

Lewat vertical rescue ini, Endang meyakinkan kepada masyarakat bahwa BPBD Grobogan siap melayani saat terjadi bencana. Dalam sosialisasi tersebut, Endang mengenakan helm dan sabuk keselamatan. Berada di ketinggian, Endang justru tidak merasa takut.

“Saat di atas tadi perasaannya enjoy saja. Kami melakukan ini untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa BPBD siap melayani dalam penanganan korban bencana dengan tetap memperhatikan sisi keamanan dan keselamatan korban. Selain itu, apa yang saya lakukan ini juga diharapkan bisa memotivasi teman-teman jajaran BPBD Grobogan agar selalu siap dalam melaksanakan tugas kemanusiaan ini,” ujarnya.

blank
Seorang waria mencoba melakukan teknik rapling yang ditawarkan BPBD Grobogan.  Foto : hana eswe.

Sebelum diadakan kegiatan sosialisasi ini, Endang dan jajarannya berkesempatan melakukan senam bersama. Kegiatan senam ini dimaksudkan agar para personel BPBD Grobogan khususnya tim SAR lebih segar, sehat dan kuat saat melakukan tugas ke depan.

Beberapa pengunjung CFD mengapresiasi kegiatan yang dilakukan BPBD Grobogan di arena CFD tersebut. Diah, misalnya. Warga Kota Purwodadi ini yakin BPBD Grobogan selalu siap dalam melaksanakan tugas yakni membantu korban bencana alam, korban tenggelam, dan kejadian-kejadian lainnya yang kerap terjadi di Kabupaten Grobogan.

“Saya yakin, BPBD Grobogan tetap berkomitmen melayani warga masyarakat saat situasi bencana. Bukan berarti berharap ada bencana tetapi kesiapsiagaan yang dilakukan petugas BPBD Grobogan menurut saya sesuai dengan komitmen untuk melayani masyarakat,” ucap Diah.

Beberapa masyarakat juga dipersilakan mencoba teknik rapling tersebut. Mereka diminta untuk merasakan sensasi dari teknik tersebut. Salah satunya seorang waria sebut saja namanya Santi. Saat dinaikkan ke atas, dirinya berteriak kemayu yang memancing tawa para pengunjung lainnya.

“Awalnya biasa saja, soalnya paling ketinggiannya masih wajar. Tidak tahunya pas sampai di atas ada ketegangan. Jadi, kalau tidak benar-benar siap mental, maka saat di atas tidak akan mengalami ketakutan. Ini yang harus dilakukan semua petugas BPBD, jadi kita harus paham tugas mereka berat demi masyarakat,” ujar Santi.

suarabaru.id/Hana Eswe.