Gara-Gara Ganjar, Laporan Ombudsman Jateng Menurun Drastis
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menjadi narasumber dialog tentang pelayanan publik di kantor PWI Jateng, Rabu (14/8).

SEMARANG – Gaya kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang menggunakan media sosial untuk melayani masyarakat ternyata berdampak pada lembaga lain. Salah satu yang paling merasakan dampak dari gaya kepemimpinan Ganjar itu adalah Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Jawa Tengah.

Kepala ORI Jateng, Siti Farida mengatakan, dibukanya kanal pengaduan melalui medsos oleh Ganjar membuat pelaporan masyarakat kepada ORI Jateng menurun drastis. Sampai Juli 2019 saja, tercatat hanya ada dua laporan yang masuk ke lembaga itu.

“Memang menurun drastis terkait pengaduan masyarakat ke ORI. Sampai sekarang baru ada dua laporan yang kami tangani khususnya pengaduan tentang pelayanan publik di Jawa Tengah,” kata Farida saat mengikuti dialog tentang pelayanan publik di kantor PWI Jateng, Rabu (14/8).

Farida menerangkan, dibandingkan tahun lalu, penurunan sangat signifikan. Tahun 2018 lalu lanjut dia, tercatat masih ada sekitar 19 pengaduan dari masyarakat.

“Selain penggunaan medsos untuk pelayanan publik termasuk pengaduan yang dilakukan pak Gubernur, tingkat kepuasan pelayanan publik di Jateng memang sudah baik. Berdasarkan survey kepatuhan pada 2016 lalu, Pemprov Jateng memang masuk zona hijau, artinya tingkat kepuasan masyarakat pada pelayanan publik tinggi,” terangnya.

Untuk mengejar ketertinggalan dengan Pemprov Jateng, ORI lanjut dia juga akan berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sejumlah program berbasis media sosial akan dimanfaatkan untuk memudahkan masyarakat melakukan pengaduan.

“Tentu kami harus berlari mengejar ketertinggalan ini. Memang kami akui, metode yang dilakukan pak Ganjar ini lebih disukai masyarakat karena lebih cepat dalam merespon pengaduan,” tutupnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan bahwa menurunnya pengaduan masyarakat kepada ORI Jateng bukan hanya karena pihaknya membuka kanal pengaduan secara online. Namun menurutnya, masih banyak masyarakat yang belum mengenal ORI secara detil.

“Itu karena ORI Jateng belum terkenal saja, kalau masyarakat tahu, pasti banyak yang melapor ke ORI,” terangnya.

Ganjar pun terkejut bahwa sampai saat ini laporan yang masuk ke ORI Jateng berkaitan pelayanan masyarakat baru dua laporan. Padahal kata dia, laporan yang masuk pada dirinya sudah mencapai ribuan.

“Mungkin masyarakat belum tahu bahwa ada ORI yang bisa jadi tempat menadu atau melaporkan. Saatnya ORI memperkenalkan diri agar dapat memerankan fungsinya dengan optimal,” tambahnya.

Selain di lingkungan Pemprov Jateng, pemerintah kabupaten/kota lain di Jateng juga banyak yang sudah responsif. Ganjar mencontohkan seperti Kota Semarang, Kota Solo, Banyumas dan daerah lain.

“Nah, ORI mungkin juga bisa mengadvokasi daerah-daerah lain yang masih belum responsif terkait pengaduan pelayanan publik. Selama ini, saya bersama ORI cukup intens bekerjasama khususnya dalam upaya peningkatan pelayanan publik di Jateng,” pungkasnya. (suarabaru.id)