BLORA – Pasar Induk Blora kini benar-benar tinggal nama. Pasar yang dibangun pada 1973 itu, dibongkar total, dan kini tinggal lahan kosong yang dipagar keliling dengan lembaran-lembaran seng.
Pantauan di pasar berlokasi sekitar 100 meter selatan alun-alun Kota Blora, Rabu (3/7/219), keseluruhan bangunan sudah tidak tampak. Masih ada beberapa pekerja pembongkaran untuk membersihkan lokasi.
“Pembongkaran sudah rampung, sudah 95 persen tuntas,” jelas Singgih Hartono, pihak yang memenangkan lelang pembelian asset daerah eks bangunan pasar induk.
Menurutnya, pekerja yang saat ini ada di lokasi tugasnya tinggal membersihkan lahan eks pasar induk, seperti sisa-sia besi beton lama, dan bagian bawah tiang beton.
Kayu pintu, jendela, kusen pintu, jendela, kayu usuk, reng dan belandar kayu penyangga atap, atap genting, dan eks besi-besi beton pondasi sudah diangkut keseluruhan.
“Kayu-kayu jati lama nanti dijual, tapi ada sebagian yang diuri-uri untuk cagar budaya,” jelas Singgih Hartono.
Pusat Bisnis
Diberitakan sebelumnya, bangunan eks Pasar Induk, Kota Blora, dibongkar total rata tanah. Pembongkaran pasar yang dibangun era Bupati Srinardi (1973), dimulai sejak 9 Juni 2019.
Ratusan kios dan dasaran di sisi timur, utara, tengah, belakang serta lantai atas dirobohkan. Kayu pintu, jendela, kusen pintu, jendela, kayu usuk, reng dan belandar kayu penyangga atap, satu demi satu dipreteli.
Singgih Hartono mengeluarkan dana sekitar Rp 1,4 miliar untuk membeli asset Pemkab tersebut. Lahan eks pasar induk yang sangat strategis tersebut, rencananya akan dibangun pusat perdagangan dan perkantoran.
Di tempat lain Bupati Blora, H. Djoko Nugroho, mengeluarkan pengumuman bahwa tanah eks pasar induk akan dibangun pusat bisnis dan perkantoran, rencananya dimulai pada tahun anggaran (TA) 2020.
“Eks pasar induk nanti dibangun pusat perdagangan dan perkantoran, sedangkan eks gedung Sasana Bhakti untuk bioskop kembar atau sinepleks,” bebernya.
Pasar Induk terpaksa dibongkar, karena sudah kuna, sumpek, dan tidak mampu menampung semua pedagang. Selanjutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) membangun pasar pakyat (baru) di kawasan Gabus.
Pasar Rakyat Sido Makmur berjarak sekitar 2,6 kilometer selatan alu-alun Kota Blora, kini terdapa 300 kios, los baru yang bisa menampung sekitar 1.500 orang bakul (dasaran), dan akan terus dikembangkan.
Suarabaru.id/Wahono