BREBES – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Brebes, mendapat informasi bahwa ada balita di Brebes menderita Hydrocephalus yang tidak tertangani.
Maka orang nomor satu di Jateng ini langsung bergegas menengok balita dimaksud, Halimatus Sa’diah anak dari pasangan suami istri Masykuri dan Jaitin di Desa Tegalglagah RT 04 RW 09, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Senin (15/4).
Setelah berbincang dengan Masykuri dan Jaitin, Ganjar langsung berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo yang menyertai kunjungan kerja tersebut. Ganjar meminta agar Dinas Kesehatan Jateng langsung bertindak. “Tolong BPJS-nya segera diurus agar nanti bisa dioperasi. Yang penting dirujuk dulu di Puskesmas,” kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga menyerahkan bantuan untuk meringankan beban orangtuanya Sa’diah. Ganjar lantas menanyakan bagaimana kemungkinan proses penanganan medis Sa’diah agar segera sembuh.
Menanggapi hal itu, Yulianto menjelaskan bahwa sebelum dioperasi harus dilakukan beberapa pengecekan sebelum diambil tindakan medis lebih lanjut. “Harus dipastikan fungsi beberapa organ, jantung utamanya. Kalau memungkinkan dilakukan operasi. Ya, harapannya bisa segera diatasi,” bebernya.
Pernah Diperiksakan
Sudah sekitar dua tahun, Jaitin, 37, bersama suaminya, Masykuri, 47, merawat secara mandiri putrinya, Halimatus Sa’diah yang menderita hydrocephalus. Hydrocephalus merupakan kondisi penumpukan cairan di dalam otak yang mengakibatkan meningkatnya tekanan pada otak.
Bersama suaminya, yang bekerja sebagai buruh tani, Jaitin harus bergantian merawat Sa’diah seadanya sampai buah hati mereka kini berusia 2,3 tahun. Sempat dirawat di rumah sakit, namun akhirnya diputuskan untuk membawa pulang anak ketiganya itu ke rumah mereka di Desa Tegalglagah RT 04 RW 09, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, karena tidak cukup uang untuk biaya operasi.
“Sudah sakit sejak lahir dan sempat dirawat di rumah sakit. Tapi ya karena tidak ada biaya operasi, akhirnya kami ajak pulang dan rawat sendiri,” katanya.
Sa’diah hanya bisa tergolek lemah di atas ranjang dan sesekali menangis karena merasakan sakit di kepalanya. Jaitin mengatakan, saat masa kehamilan, dia tidak merasakan kejanggalan apapun. Semua tampak normal sama seperti kehamilan kedua anak mereka sebelumnya.
“Untuk pengobatan sekarang ya mengandalkan bantuan dari banyak pihak. Harapannya sebagai orangtua ya berharap segera sembuh. Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Ganjar yang membantu penyembuhan anak saya” ujarnya.
Suarabaru.id/tim