TEMANGGUNG- Meskipun upaya Polri dalam memberantas segala bentuk perjudian terus dilakukan, namun judi jenis toto gelap (togel) masih saja menjamur. Buktinya, jajaran Satreskrim Polres Temanggung berhasil membongkar sindikat penjual, pengepul dan pembeli judi togel.
“Dari sembilan tersangka yang diamankan, mempunyai peran sendiri-sendiri. Mulai dari penjual, pengepul dan pembeli judi togel,” Kasat Reskrim Polres Temanggung, AKP Dwi Haryadi.
Dwi Haryadi mengatakan, ke sembilan tersangka yang diamankan tersebut, yakni yaitu M alias PM (56), SJ (59) dan STK (38) yang semuanya warga Desa Gandulan, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung.Kemudian SF (35) warga Desa Kemloko Kecamatan Kranggan, SS (27) warga Desa Kemiri Kecamatan Kaloran, MHJ (63) warga Desa Gentan Kecamatan Kranggan, dan SDY (54) warga Desa Kalimanggis Kecamatan Kaloran. Sedangkan dua orang lainnya, yakni EP (47) warga Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Temanggung dan EN (32), warga Pedurungan Kota Semarang.
Dari sembilan pelaku yang ditangkap tersebut, mempunyai peran sendiri–sendiri. Tersangka EN sebagai bandar utama dalam penjualan togel ini. Kemudian, tiga orang lainnya, yakni EP, SF dan SS sebagai pengepul. Sementara MJ, SDY dan MHJ sebagai penjual dan STK dan SJ merupakan pembeli.
Ia mengatakan, terbongkarnya sindikat penjual judi togel tersebut, berawal dari keresahan masyarakat Desa Gandulan, Kecamatan Kaloran, karena adanya praktik perjudian di salah satu rumah warga itu.
“Dari informasi tersebut, kemudian Satreskrim Polres Temanggung melakukan pengintaian dan penyelidikan di rumah salah satu warga Desa Gandulan yang digunakan untuk praktik judi togel tersebut,” katanya.
Ia menambahkan, setelah dilakukan penyelidikan dan pengintaian, pihaknya melakukan penggerebekan dan berhasil menangkap sembilan orang pelaku. Saat dilakukan penangkapan, para pelaku tidak bisa mengelak, karena sejumlah barang bukti ada di lokasi penangkapan dan menguatkan polisi melakukan penindakan.
Adapun barang bukti yang disita di antaranya sebuah telepon genggam, dua buah ballpoin, buku rekapan, buku tafsir mimpi, dua buah bonggol togel warna biru dan hijau serta uang sebanyak Rp 2.032.000.
Dwi Haryadi menjelaskan, dari para sindikat penjual togel tersebut menawarkan kepada para calon pembelinya dengan hadiah yang sangat mengiurkan pembeli. Yakni, jika pembeli berhasil tembus dua nomor terakhir, maka akan mendapatkan hadiah 60 kali lipat dari harga pembelian.
Kemudian, jika tembus tiga nomor hadiahnya 350 kali lipat dari pembelian dan bila berhasil cocok atau tembus empat angka , hadiahnya tidak tanggung-tanggung lagi, yakni 2.500 kali lipat.
“Dengan hadiah ini, tentu sangat menggiurkan masyarakat. Apalagi hanya satu nomor yang tembus tetap bisa mendapat hadiah meski hanya dua kali lipat dari pembelian,” jelasnya.
Ia menambahkan, setiap harinya sindikat penjual togel tersebut membuka usahanya dari pagi hingga malam hari nonstop. Sedangkan, pengumuman nomor togel yang keluar dilakukan pada setiap malam dan menginduk pada judi togel Hongkong.
Salah satu tersangka, NV mengakui usaha perjudian togel di wilayah Kecamatan Kaloran tersebut dilakukan sejak satu bulan terakhir. Dan, sejak dibuka usaha judi tersebut hingga akhirnya ditangkap polisi, belum ada satupun pembeli yang mampu menembus dan cocok dengan empat angka togel yang keluar.
“Belum ada (yang nembus 4 angka, red). Berdasarkan perhitungan, kemungkinan bisa tembus empat angka itu setahun sekali baru ada,” katanya
Ia menambahkan, sebagian besar pembeli yang cocok dengan nomor yang keluar, yakni satu angka dan dua angka. Sedangkan, tebakan tiga angka sulit, terlebih kombinasi empat angka sangat sukar ditembus.
Menurutnya, dengan iming-iming hadiah besar yakni bila cocok empat angka terakhir akan mendapatkan kelipatan 2.500 kali, menjadikan masyarakat tertarik untuk membeli togel.
Dari hasil penjualan judi togel tersebut, NV mengaku dalam seharinya ia bisa meraup uang sebesar Rp 10 juta. “Jumlah itu kotor. Belum dipotong biaya operasional dan lain-lain,” tuturnya.
Suarabaru.id/Yon