WONOSOBO-Dunia kini tengah memasuki era revolusi 4.0. Di era seperti ini semua informasi bisa diakses siapapun, kapanpun dan di manapun. Jendela informasi bisa dibuka sewaktu-waktu dan seluruh kejadian di seantero dunia bisa disaksikan saat itu juga.
Dulu orang membaca buku laksana membuka jendela dunia. Saat ini tidak hanya sekadar buka buku, buka gadget orang bisa membuka jendela dunia pula. Karena itu, Perpustakaan Daerah Wonosobo harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembagan tehnologi informasi.
“Selain menyediakan buku secara fisik, perpustakaan daerah ke depan harus segera bisa menyiapkan e-book atau e-library. Sehingga orang datang ke perpustakaan tidak hanya dapat buka buku tapi bisa buka pula e-book atau e-library,” ujar Bupati Wonosobo, Eko Purnomo.
Penegasan tersebut disampaikan Eko Purnomo saat memberikan sambutan dalam acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Perpustakaan Daerah Wonosobo ke 29 tahun 2019 di Taman Kartini, Selasa (12/3). Acara tersebut juga dihadiri mantan Kepala Perputakaan Daerah pertama hingga yang saat ini.
Selain peringatan HUT Perpustakaan Daerah ke-29 secara bersamaan juga digelar talkshow bertema “Meningkatkan Minat dan Budaya Baca Melalui Gerakan Orang Tua Membaca Buku”. HUT Perpusda disemarakan dengan berbagai lomba yang diikuti siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK se-Wonosobo.
Bupati mengharapkan perpustakaan tidak hanya sebagai ruang baca, akan tetapi juga menjadi mengembangkan diri, sumber informasi, sarana pendidikan dan pembelajaran, tempat penelitian, pengabdian masyarakat sekaligus sebagai tempat rekreasi literasi.
“Dengan makin transparannya batas antara negara dan wilayah, Perpusda harus menerima perkembangan teknologi informasi dan mengaplikasikannya ke dalam layanan-layanan e-book dan e-library, sehingga kualitas pelayanan perpustakaan di era digital akan meningkat,”ujarnya.
Perpusda diminta pula terus-menerus mengadopsi informasi baru yang selalu berkembang untuk kepentingan masyarakat. Arpusda Wonosobo baru saja mendapatkan penghargaan kearsipan dari pemerintah pusat sebagai kabupaten yang memperoleh kategori baik berdasarkan pengawasan kearsipan.
Terus Berkembang
Sementara itu, Kepala Dinas Arsupda Wonosobo, Eko Yuwono melaporkan Perpusda diresmikan 11 Maret 1990 oleh Gubernur Jawa Tengah (saat itu HM Ismail), sekaligus diserahkan pengelolaannya kepada Pemkab Wonosobo. Tanggal tersebut dijadikan HUT Perpusda ke-29 pada tahun 2019 ini.
Dikatakan oleh Eko Yuwono, dalam perkembangannya, Perpusda mengalami kemajuan pesat sehingga banyak mendapatkan penghargaan baik di level provinsi maupun tingkat nasional. Kondisi ini mendorong Pemkab memberikan apresiasi dan dukungan terhadap perpustakan yang modern dan representatif.
“Pada 11 Juni 2012 diresmikan gedung baru yang didirikan di sebelah gedung lama. Gedung lama yang merupakan cikal Perpusda dirobohkan guna menambah fasilitas dan halaman gedung Perpusda Wonosobo yang baru”, kisahnya.
Senada dengan Bupati, dia menyebut Perpusda sebagai sumber informasi diharapkan tidak hanya sekedar melayani masyarakat untuk mendapatkan informasi ilmu pengetahuan saja. Tapi Perpusda dapat berperan sebagai lembaga pelayanan informasi dan bisa meningkatkan kualitas layanan.
Hal tersebut dapat terlaksana apabila didukung oleh pustakawan-pustakawan yang handal. Tidak saja profesional dalam bidang ilmu perpustakaan saja, tetapi juga terampil dalam bidang ilmu pengetahuan lain yang dapat meningkatkan jati diri pustakawan.
“Perpusda harus dapat memacu kebiasaan membaca masyarakat (reading habit), mewujudkan masyarakat berpengetahuan (knowledge society), menciptakan masyarakat terpelajar (educated people), yang menjadi prasyarat terbentuknya masyarakat Wonosobo yang cerdas”, katanya.
Di era globalisasi, ujarnya, yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi, peran perpustakaan terasa semakin penting. Hal tersebut membuat perpustakaan harus memasang strategi yang tepat sebagai penyedia informasi, agar perpustakaan tidak ditinggalkan oleh masyarakat.
“Dewasa ini banyak sumber ilmu pengetahuan dan informasi, yang dapat menggeser peran perpustakaan, antara lain dengan adanya internet, yang dapat memanjakan para pencari informasi maupun berbagai ilmu pengetahuan dengan akses yang cepat,” tandas Eko Yuwono.
Dalam persaingan informasi, layanan perpustakan menjadi salah satu kunci, tidak hanya dibutuhkan bangunan fisik dan aktifitas-aktifitas keilmuan dalam perpustakaan, tapi bagaimana dapat menciptakan perpustakaan yang menjadi primadona para pemburu informasi. (SuaraBaru.id/emhaka)