LIVERPOOL – Main jelek, tapi menang. Itulah yang dialami Liverpool dalam tiga laga terakhir di Liga Primer Inggris. Setelah tampil rancak ketika memukul West Ham United 4-0, The Reds kemudian mengalami penurunan performa. Meski demikian, Si Merah masih sanggup mengatasi Crystal Palace (2-0), Brighton Hove & Albion (1-0), dan terakhir Leicester City (2-1). “Itu bukan kinerja yang mengesankan dari kami dalam sebagian besar aspek, baik saat menekan, bertahan maupun mengontrol bola. Itu pekerjaan yang sulit,” ungkap gelandang James Milner.
Gelandang 32 tahun itu menambahkan Leicester adalah tim yang bagus, dan mereka menunjukkan itu. Sebuah tim terkadang harus menang kendati main buruk. “Ada banyak hal yang mesti diperbaiki lagi, dan kami perlu meningkatkannya setelah jeda internasional. Semoga semua orang kembali fit sepenuhnya,” jelas Milner. Dia menegaskan cara Liverpool memainkan beberapa pertandingan terakhir adalah tekad untuk mendapatkan kemenangan ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana. Di Premier League kadang-kadang hal itu harus terjadi.
Selepas empat partai, The Anfield Gank membukukan rekor terbaik dalam 28 tahun. Tak pernah sebelumnya dalam 28 tahun terakhir The Reds menjalani awal musim sebaik ini. Langkah Jordan Henderson dan kawan-kawan pun diapresiasi manajer Juergen Klopp. Kendati begitu, sang head coach mengakui ketangguhan Leicester.
“Saya rasa Leicester menjadikan pertandingan ini sebagai laga yang sulit. Mereka membuat kami menderita,” tutur Klopp. “Mungkin kami akan lebih pantas mendapatkan kemenangan jika kami menampilkan permainan terbaik,” imbuhnya. Klopp berharap para pemain tetap sehat sekembali dari tugas internasional. Pada partai kelima Si Merah bakal dijamu Tottenham Hotspur, 15 September mendatang. (rr)