blank
Sang maestro Campursari Didi Kempot saat bersama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.(Foto:SB/Ist)

Rembulan sing ngilo ana ssegara
Padhangana ati kula
Pujaan atiku ra teka-teka
Neng kebumen ndang muliha
Apa aku salah
Nalika neng pantai ayah

Aku nangis aku kangen
Janjimu mbiyen kowe seneng
Neng kebumen nggonmu janji
Pantai ayah melu nyekseni….

PENGGALAN lirik lagu campursari I Love You Kebumen yang dibawakan Didi Kempot dan video lengkapnya Pukul 08.59 Selasa (5/5) kemarin telah di-share di grup media sosial di kampus Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen. Diunggah oleh Fikria Najitama MSi, yang tak lain Wakil Rektor di Kampus Jalan Tentara Pelajar 55B Kebumen yang juga berjiwa seniman.

Tak lama kemudian Rektor IAINU Dr H Imam Satibi MPdI pun segera merespon. Ia merasa kaget dan kehilangan salah satu idolanya. Apalagi  dua lagu campursari Lord Didi, Jambu Alas dan Perawan Kalimantan sedang ia gandrungi. Maklumlah, Imam juga dikenal suka menyanyi dangdut dan campursari. ”Beliau sangat getol pada pencegahan Covid-19 sampai berkarya nyanyi Ojo Mudik. Semoga Husnul Khotimah,” ujar Imam.

Kesan mendalam pun diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (PCNU) Kebumen KH Mohamad Dawamudin Masdar MAg yang memuji Didi Kempot sang The Goodfather of Broken Heart alias Bapak Patah Hati di Tanah Air ini sebagai pelantun campursari yang belum ada duanya di dalam negeri maupun di luar negeri.

BACA JUGA Didi Kempot Itu Penyair Luar Biasa (1)

Menurut Kiai Dawam, banyak sekali judul lagunya yang bernuansa lokal dan tematik sering membuat pendengarnya terkesima dan bernostalgia. Seperti karyanya Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi hingga Tanjungmas Ninggal Janji dan lainnya yang rata-rata jadi hits. Kiai Dawam berpendapat, almarhum termasuk meninggal husnul khatimah. Apalagi sebelumnya telah beberapa kali melakukan konser amal.

“Di samping itu, semakin tambah usia, kelihatan lebih khusyuk dan religius dalam menjalani hidupnya, diantaranya bersilaturahmi ke ormas keagamaan seperti PBNU. ”Semoga mendapat tempat mulia di sisi Nya,” ujar Kiai Dawan.

blank

Yang semakin membuat mantan Kepala MAN 1 Kebumen itu kagum dengan Lord Didi, di tengah suasana pandemi Covid-19 seniman asal Solo itu berkonser dari rumah. Bahkan  dari total hasil konser amal Rp 7,4 miliar, sebanyak Rp 2 miliar disumbangkan ke NU. ”Sepengetahuan saya, baru kali ini ada seniman menyumbang atau beramal sosial sampai Rp 2 miliar ke NU. Semoga pahalanya terus mengalir,” pungkas Kiai Dawam.

Merinding

Sedangkan penyiar radio Bima Sakti FM di Jalan Letjen Suprapto Kebumen Firman Kepok yang dikenal sebaga pemandu acara dangdut dan campursari, mengaku sangat kehilangan dan tidak percaya. Bahkan sembari siaran pagi itu ia sampai gemetaran dan merinding mengetahui sang maestro meninggal mendadak. Saat itu Kepok sedanga siaran pagi di studio. Sekitar Pukul 08.30 dia mengetahui Didi Kempot telah tiada. ”Antara percaya dan tidak, saya sampai merinding. Semoga beliau Husnul Khotimah,” ucap pria yang suka menggunakan dialek Kebumen ngapak saat siaran itu.

BACA JUGA ‘Pitik Lanang’ Didi Kempot di Lagu ‘Sungkem’ dan ‘Kreteg Bacem’ (2)

Doa dan ucapan duka juga terungkap dari Kabag Humas DPRD Kebumen Unggul Winarni. Dia yang lama bertugas di protokol Pemkab dan di Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kubupaten Kebumen itu masih mengenang pada setahun lalu atau 20 April 2019. Kala itu Lord Didi datang menghibur sobat Ambyaaar Kebumen saat digelar Festival Luk Ulo 2019 di Penthulu Indah. Yakni destinasi wisata alam di Kecamatan Karangsambung, di Kebumen utara yang berlatar hutan pinus.

Menurut Unggul, malam itu Didi Kempot menghibur semua yang hadir dan mengajak berdendang, bernyanyi bersama. Suasana pun tambah hangat dan menyenangkan karena di bulan purnama yang terang benderang. “Itu semua akan terus kami kenang. Karya mu pun tak kan terlupakan sepanjang zaman. Selamat jalan Maestro Campursari kebanggaan Indonesia. Semoga mendapat tempat terindah di sisi Nya. Amin,” tulis unggul dalam unggahan di instagramnya.

Ya semua orang patut kehilangan. Bahkan hampir di semua media sosial maupun jejaring pribadi di Kebumen selama dua hari ini masih terus menggema ucapan bela sungkawa untuk Bapak Patah Hati Nasional ini. Maklumlah Didi Kempot telah melahirkan karya lagu campursari bergenre unik, gabungan lagu keroncong, dangdut plus irama gamelan serta sesekali juga irama rock yang disukai semua kalangan dan semua usia. Kita kehilangan seniman besar, sekaligus penyair besar yang setia dengan pakemnya, yakni menggunakan bahasa Jawa.

Selamat Jalan Lord Didi.

Komper Wardopo, wartawan Suarabaru.id dan pengajar di IAINU Kebumen.   

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini