GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Di tengah wabah Corona, ketersediaan darah di PMI Grobogan sedikit mengalami penurunan. Meski demikian, PMI Grobogan terus melakukan sosialisasi kepada warga yang bersedia mendonorkan darahnya untuk stok, terlebih jelang bulan puasa.
”Stok darah masih aman sampai sekarang. Hanya mengantisipasi bulan puasa, kita harus kerja keras,” jelas Ketua Umum PMI Grobogan, Moh Soemarsono.
BACA JUGA : Jumlah Peralatan Terbatas, PMI Grobogan Terus Giatkan Penyemprotan Disinfektan
Sedangkan Kasi UDD PMI Grobogan Jamari menjelaskan, jumlah pendonor rutin tetap sama. Namun adanya imbauan agar tidak boleh ada kerumunan, masih menjadi alasan beberapa pendonor untuk melakukan donor darah.
”Kami juga masih melayani warga di pedesaan yang mendonorkan darahnya,” ujar Jamari, saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Kasi Pelayanan Masyarakat PMI Grobogan, Gesit Kristiyawan menjelaskan, saat-saat ini pendonor darah tetap diharapkan untuk datang, sebab selain antisipasi wabah Corona, PMI juga mengantisipasi pasien demam berdarah yang membutuhkan trombosit.
”Demam berdarah yang sudah parah membutuhkan banyak trombosit. Darah yang
dibutuhkan ini harus berasal dari transfusi. Dari pendonor langsung yang akan diubah menjadi trombosit. Tetapi masih banyak warga yang belum tahu golongan darahnya, sehingga pada saat mau mendonorkan darah, harus mengecek lebih dulu,” ujar Gesit, Jumat (27/3/2020).
Pihaknya berharap, masyarakat yang belum tahu golongan darahnya, dapat melakukan pemeriksaan di PMI Grobogan, untuk mengetahui jenis golongan darahnya masing-masing. Hal ini terlihat dari sosialisasi yang dilakukan PMI Grobogan di berbagai tempat, terutama di desa-desa.
”Saya tanyakan kepada pelajar, mulai dari SD, SMP dan SMA juga warga-warga di pedesaan, saat ditanyakan tentang golongan darahnya masing-masing, mereka menjawab belum dites. Kami menyimpulkan, masih banyak warga Grobogan yang belum tahu apa golongan darahnya,” jelas Gesit lagi.
Dikatakan dia, potensi-potensi dari golongan darah itu penting sekali. Dia mencontohkan pada insiden kecelakaan. Dalam peristiwa ini, banyak sekali korban yang tidak tertolong nyawanya, akibat kehabisan darah.
”Pada saat kita belum tahu golongan darah korban, kita harus mengecek dulu dan itu perlu waktu. Berbeda kalau di saku atau dompet atau di KTP ada keterangan dari golongan darahnya, maka kasus emergency seperti itu bisa langsung tertangani, tidak harus mengecek lagi,” urainya menyontohkan.
Masih Strip
Gesit mengungkapkan, saat ini pada KTP warga Grobogan, masih tertulis strip yang artinya belum diisi. Pihaknya sendiri sudah melakukan koordinasi dengan Dispendukcapil Grobogan, untuk mengatasi permasalahan ini.
Namun hal ini bertolak belakang dengan masyarakat, yang mungkin belum berani melakukan pengecekan golongan darahnya sendiri. Padahal ini sangat penting.
”Kita sudah sosialisasikan kepada warga lewat PMR-PMR yang ada. Kadang masyarakat selalu bilang halah. Kalau sudah dijawab seperti itu, terkesan mereka mengabaikan alias belum terlalu penting bagi mereka,” imbuh Gesit.
Pihaknya berharap, masyarakat Grobogan jangan mengabaikan hal sepele seperti ini. Sebab keselamatan diri sendiri dan orang lain lebih penting. Tak hanya itu, dengan mengetahui golongan darah juga berperan serta menyelamatkan nyawa orang lain dan diri sendiri, tanpa perlu mengecek lagi, yang akan memakan waktu lama.
Hana Eswe-Riyan