WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Aksi turun ke jalan, membagi-bagikan makanan untuk takjil (menyegerakan) berbuka puasa, dilakukan oleh jajaran TNI Kodim 0728 Wonogiri dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri.
Sasarannya adalah para pengendara di jalan, agar dapat menyegerakan (takjil) buka puasa saat datang waktu Maghrib. Tanpa harus tergesa-gesa memacu kendaraannya untuk segera tiba di rumah.
Penerangan Kodim (Pendim) 0728 Wonogiri Pelda Indra, mengabarkan, aksi turun ke jalan membagi-bagikan makanan dan minuman untuk takjil, dipimpin langsung oleh Dandim 0728 Letkol (Inf) Edi Ristriyono. Kegiatan ini dilakukan di tepi ruas jalan protokol Kota Wonogiri, tepatnya di depan Makodim 0728/Wonogiri.
Ikutg mendampingi Dandim dalam membagi-bagikan makanan untuk takjil, para Perwira Staf dan Pengurus Persit Kartika Candra Kirana Cabang XLIX 0728/Wonogiri.
Menurut Dandim, kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara TNI dan masyarakat, serta menumbuhkan semangat kebersamaan di bulan Ramadan yang penuh berkah. “Kami ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat, terutama bagi pengguna jalan yang belum sempat berbuka di rumah, meski waktunya telah tiba Maghrib,” jelas Dandim.
Sementara itu Pimpinan Anak Cabang (PAC) LDII Kelurahan Jatipurno, Kecamatan Jatipurno, Kabupaten Wonogiri, juga mengadakan aksi yang sama. Yakni turun ke jalan, membagikan makanan dan minuman untuk takjil buka puasa Bulan Ramadan 1446 H (2025 M). Kegiatan yang dilaksanakan di depan Kantor Kecamatan Jatipurno ini, melibatkan para remaja LDII, pengurus PAC LDII, serta dari Senkom Mitra Polri.
Nilai Keimanan
Sekretaris PAC LDII Jatipurno, Sulardi, mengatakan, kegiatan ini merupakan inisiatif para pemuda sebagai bentuk aktualisasi nilai keimanan dan kepedulian sosial. Jumlah makanan dan minuman takjil yang dibagikan kepada masyarakat berjumlah sebanyak 250 paket.

Dikatakan, Ramadan adalah momentum yang tepat untuk meningkatkan rasa empati serta ketakwaan kepada Allah SWT. Kegiatan ini menjadi sarana pendidikan karakter bagi generasi muda, agar tumbuh sebagai pribadi yang peka terhadap lingkungan dan senantiasa menjunjung nilai-nilai Islam dalam kehidupan sosial. “Juga menjadi bukti kehadiran LDII di tengah masyarakat,” jelas Ketua PAC LDII Jatipurno Drs Madi.
Masyarakat terlanjur salah kaprah (salah yang terlanjur memasyarakat) dalam memaknai kata takjil. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesis (KBBI), arti takjil yang benar adalah menyegerakan berbuka saat datang waktu Mahgrib. Bukan memiliki arti makanan minuman.
Takjil berakar dari kata ‘ajila yang dalam Bahasa Arab memiliki arti menyegerakan. Sehingga takjil, sebenarnya adalah perintah untuk menyegerakan berbuka puasa. Istilah takjil di Indonesia, pertamakali tercatat pada catatan milik Snouck Hurgronje dalam De Atjehrs, yaitu laporan saat mengunjungi Aceh pada Tahun 1891-1893. Dalam catatan tersebut, dijelaskan penduduk Aceh telah menyiapkan menu berbuka puasa untuk takjil (menyegerakan buka puasa) di masjid, dengan menu ie bu peudah (bubur pedas).(Bambang Pur)