Witiarso Utomo saat memberikan pernyataan di hadapan awak media.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Peningkatan ekonomi kreatif dengan berbasis kearifan lokal kembali dikemukakan oleh Bupati Jepara, Witiarso Utomo. Hal ini disampaikan saat dirinya beramah tamah dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jepara, di Ruang Transit Pringgitan Pendopo Jepara, Senin (17/03/2025).

Menurut pria yang akrab disapa Mas Wiwit, peningkatan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal sesuai dengan program Buapti ngantor di desa.

“Kita memiliki 16 sentra industri kreatif yang tersebar di 16 kecamatan dan tersebar di seluruh Kabupaten Jepara. Baik itu berupa pariwisata, sejarah serta sosial budaya”, ujar Mas Wiwit.

“Saya berharap teman-teman media bersinergi dengan Pemkab Jepara untuk ikut mengangkat potensi lokal dari berbagai sudut pandang dan secara kontinyu”, lanjutmya.

Lebih jauh, orang nomor satu di Jepara itu dalam waktu dekat ini akan mengunjungi Karimunjawa.

“Seperti contoh di Karimunjawa, kami telah berkoordinasi dengan Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (Kementrian KKP), melihat potensi yang ada di Karimunjawa adalah budidaya rajungan dan rumput laut”, terang Wiwit.

Mmbangunan Pelabuhan Jepara

Sementara itu, terkait dengan rencana pembangunan pelabuhan Jepara yang akan ditempatkan di Balong Kecamatan Kembang, Pemkab Jepara sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk merealisasikan pelabuhan internasional dengan nilai investasi sekitar Rp 71 triliun tersebut.

Menurut Wiwit, respon pemerintah pusat sangat positif. Senin ini pihaknya juga secara resmi mengajukan surat kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk melakukan audiensi terkait operasionalisasi pelabuhan tersebut.

“Jika Pelindo menyatakan kesediaannya untuk mengoperasikan pelabuhan barang skala internasional di Jepara, ini akan menjadi peluang besar bagi kita untuk merealisasikan proyek tersebut,” kata Wiwit.

Menurutnya, Pelindo Cabang Semarang memberi sinyal positif terkait rencana ini. Pelindo menilai jika kondisi pelabuhan di Semarang saat ini sudah tidak layak beroperasi akibat tingginya biaya perawatan sedimentasi.

“Oleh karena itu, Jepara menjadi salah satu opsi relokasi strategis karena faktor geografis, kedalaman perairan serta kestabilannya telah dimonitor oleh Pelindo,” tegasnya.

ua