blank
BRT Trans Jateng memberikan pelayanan Wonogiri-Sukoharjo-Solo pergi-pulang (PP), tarpinya murah, Rp 4 ribu per penumpang. Keberadaannya, juga menjadi alternatif angkutan wisata ke Kota Bengawan.(SB/Bambang Pur)

SUKOHARJO (SUARABARU.ID) – Gending Lancaran ‘Sukoharjo Makmur,’ dalam titi laras Pelog Pathet Enem, terdengar merdu dengan iringan instrumen gamelan Jawa yang rancak. Ini berlangsung, ketika Bus Raya Terpadu (BRT) Trans Jateng berhenti sejenak di halte Terminal Kota Kabupaten Sukoharjo, Jateng.

BRT adalan jenis angkutan massal berbasis jalan (bahasa Inggris: Bus Rapid Transit atau BRT). Menggunakan sistem transit massal yang memberikan mobilitas cepat, nyaman dan berbeaya rendah (murah), dalam pelayanannya sebagai angkutan dalam perkotaan. Pelayanan transportasi moda darat ini, diluncurkan saat periode kedua Ganjar Pranowo menjabat Gubernur Jateng.

Setiap BRT, dilengkapi fasilitas voice (suara) dan paparan running tex, layaknya di gerbong CW (penumpang) Kereta Api (KA). Yakni isyarat pemberitahuan melalui pancaran suara dan pemaparan teks bergerak (running text), yang menginformasikan perjalanan BRT setiap kali akan tiba di halte.

Running text adalah media elektronik, yang menampilkan tulisan atau animasi yang bergerak. Selama perjalanan Wonogiri-Sukoharjo-Solo, moda transportasi darat jenis bus angkutan penumpang itu, setiap kali memunculkan pemberitahuan sesampainya halte pemberhentian, sebagai titik bongkar muat penumpang.

Khusus saat tiba di Terminal Kota Sukoharjo, selalu diperdengarkan Lagu Sukoharjo Makmur yang menjadi gending ikonik kabupaten berjuluk makmur tersebut. Gending itu memiliki judul lengkap “Makmur Ing Sukoharjo.”  Dicipta oleh Group Musik Hip-Hop Sumeh. Syairnya bertutur penggambaran tentang Kabupaten Sukoharjo.

Petikan syair Gending Sukoharjo Makmur sebagai berikut: Sesantine Sukoharjo Makmur/ Maju aman konstitusional/ Mantap unggul rapi iku dadi sarana/ Maju mbangun projo ambangun bebrayan/ Subur makmur gemah ripah loh jinawi/ Tulus kang tinandur, murah kang tinuku/ Wimbuh kuncoro negarane santosa
ngrungkepi saloka sedumuk bathuk senyari bumi……..

Wisata

Sebagaimana di Terminal Induk Giri Adipura di Krisak, Selogiri, Kabupaten Wonogiri, semua BRT Trans Jateng Wonogiri-Sukoharjo-Solo selalu masuk ke Terminal Sukoharjo. BRT akan berhenti sejenak untuk bongkar muat penumpang. Begitu masuk di Terminal Sukoharjo, selalu diperdengarkan Gending Sukoharjo Makmur, sebagai gending wajib.

”Ini merupakan gending khas Sukoharjo,” kata Kondektur BRT Nelson Sugiarto. Demikian halnya saat tiba di Terminal Wonogiri atau Terminal Solo, juga selalu diperdengarkan tembang khas Wonogiri dan lagu khas Kota Bengawan.

Sajian gending khas bermuatan local wisdom (kearifan lokal) ini, selama ini tidak pernah ditemukan pada pelayanan transprotasi angkutan penumpang. Kalaupun ada bus yang menyajikan alunan lagu melalui fasilitas audio, bisa jadi memperdengarkan lagu Dangdut Koplo yang memang banyak disukai masyarakat. Atau bila ada pengamen jalanan yang naik ke bus umum (bukan BRT), sering mendendangkan lagu-lagu bernada satire tentang kehidupan rakyat yang sengsara karena banyak beban.

Kata Nelson, route pelayanan Wonogiri-Solo Pergi-Pulang (PP) melakukan pemberhentian di 65 titik halte bongkar muat penumpang. Setiap bus melakukan pelayanan tiga tangkep, yakni 3 kali berangkat Wonogiri-Solo dan tiga kali pulang ke Wonogiri.

Setiap saat selesai menurunkan penumpang di halte, kondektur selalu memberi aba-aba sampun (sudah) atau lanjut. Baru kemudian sopir memulai lagi menjalankan armada BRT yang dikemudikannya. Tarip setiap penumpang Rp 4 ribu. Bisa dibayarkan memakai e-money atau bayar dengan uang tunai.

Kemunculan BRT Wonogiri-Solo PP yang memberikan pelayana penumpang setiap selang 15 menit, tidak saja memberikan kemudahan pelayanan transportasi darat bagi masyarakat yang setiap hari biasa melajo, dari rumah ke tempat kerja atau ke sekolah. Tapi tumbuh menjadi alternatif angkutan wisata murah bagi warga yang melakukan plesir (rekreasi) ke objek wisata yang ada di Wonogiri, Sukoharjo maupun di Kota Solo.(Bambang Pur)