blank

SEMARANG – SUARABARU..ID : Realisasi investasi di Jawa Tengah sepanjang 2024 mencapai Rp 88,4 triliun. Investasi tersebut melahirkan sebanyak 65.815 proyek, dan mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri hingga mencapai 409.338 orang.

“Investasi di Jateng berjalan baik, yang terealisasi pada 2024 mencapai Rp 88,44 triliun. Persentasenya mencapai 110,42 persen dari target Rp 80,10 triliun,” kata Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana saat menghadiri acara High Level Meeting bertema “Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Stabilisasi Harga, Investasi dan Digitalisasi Sistem Pembayaran” di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah pada Rabu, 12 Februari 2025.

Secara rinci, dari jumlah investasi yang masuk, terdiri dari investasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 35,37 triliun, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 33,3 triliun, dan Usaha Mikro Kecil (UMK) mencapai Rp 19,77 triliun.

Khusus realisasi PMA, lima negara yang menyumbang nilai investasi tertinggi dimulai dari Singapura mencapai Rp 8,67 triliun, Hongkong mencapai Rp 8,03 triliun, Korea Selatan sebesar Rp 5,42 triliun, China sejumlah Rp 4,26 triliun, dan Thailand sebanyak Rp 1,8 triliun.

“Hal ini positif dan baik bagi investasi di Jateng. Hal ini (juga) menjadi tantangan bagi kita, untuk terus melakukan langkah-langkah (strategi) menarik investor di Jateng,” tutur Nana.

Untuk menjaga dan meningkatkan capaian investasi di Jawa Tengah ke depan, Nana ingin pembangunan ekonomi terus dipacu, agar lebih inklusif dan kompetitif melalui berbagai strategi.

Setidaknya ada enam strategi yang bisa dilakukan. Nana menyebut, strategi itu meliputi kemudahan berusaha dan peningkatan iklim investasi, penguatan daya beli masyarakat, pengendalian inflasi, pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), peningkatan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan ekonomi sirkuler, serta pemerataan pembangunan dan konektivitas.

Lebih lanjut, Nana mengatakan, banyaknya nilai investasi yang ada diharapkan berdampak baik bagi perekonomian di Jawa Tengah, khususnya dalam mengentaskan masyarakat yang berada di garis kemiskinan, serta menurunkan angka pengangguran.

“Untuk menurunkan angka kemiskinan, segala upaya kita lakukan” kata Nana.

Saat ini angka kemiskinan di Jateng turun satu digit dari 10,77 persen pada Maret 2024 menjadi 9,58 persen pada September 2024. Angka pengangguran juga turun dari 5,13 persen pada Agustus 2023 menjadi 4,78 persen pada Agustus 2024.

Sejalan dengan capaian investasi di Jawa Tengah, Nana menguraikan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2024 mengalami peningkatan secara year on year (Yoy).

“Pertumbuhannya dari 4,93 persen menjadi 4,96 persen. Ini cukup signifikan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tangah, Rahmat Dwisaputra, menambahkan, diperlukan penguatan strategis untuk mendorong sektor prioritas Jawa Tengah, khususnya sebagai lumbung pangan dan penumpu industri nasional.

Strategi itu, kata Rahmat, di antaranya perkembangan sistem pembayaran digital di Jawa Tengah, strategi dan penguatan sinergi stakeholder menjaga stabilitas dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan, hingga upaya pengendalian inflasi di hulu dan di hilir. (*)