blank
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, meninjau kawasan terdampak banjir di Terboyo. foto : humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab disapa Mbak Ita, Minggu 9 Februari 2025 melakukan peninjauan langsung terhadap genangan yang masih terjadi di Kelurahan Terboyo Wetan dan Trimulyo.

Peninjauan yang dilakukannya ini merupakan respon atas keluhan warga yang terdampak banjir berkepanjangan sejak 29 Januari 2025. Hingga saat ini, beberapa titik masih mengalami genangan dengan ketinggian yang menghambat aktivitas warga.

Berdasarkan hasil pemantauan dan laporan warga, beberapa faktor utama yang menyebabkan genangan sulit surut di wilayah Terboyo Wetan dan Trimulyo antara lain kendala teknis pada rumah pompa di mana rumah pompa Sringin dan Tenggang mengalami gangguan teknis, sehingga tidak dapat beroperasi secara maksimal. Pompa yang bekerja terus-menerus akibat curah hujan tinggi mengalami kelelahan operasional.

Kemudian, drainase kawasan industri yang tidak memadai. Banyak pabrik di sekitar Terboyo yang tidak memiliki sistem drainase sesuai kapasitas. Saluran air di sekitar industri tidak terpelihara dengan baik, menyebabkan penyumbatan dan memperparah genangan.

Faktor ketiga karena curah hujan tinggi dan dampak hidrologis dimana hujan yang terus-menerus meningkatkan volume air yang harus dipompa keluar.

Faktor lainnya adalah tingginya sedimentasi di sungai. Beberapa aliran air terhambat akibat sedimentasi yang menumpuk. Air tidak dapat mengalir lancar ke laut akibat tersumbatnya saluran utama.

Dalam tinjauannya, Mbak Ita menegaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang telah melakukan beberapa langkah konkret untuk mengatasi genangan yang terjadi.

“Percepatan perbaikan pompa di rumah pompa Seringin dan Tenggang agar dapat bekerja dengan kapasitas penuh. Selain itu, monitoring intensif terhadap pompa agar tidak mengalami kelelahan operasional juga terus kita lakukan,” terang Ita.

Memperketat regulasi drainase kawasan industri di mana pemilik pabrik diwajibkan membangun sistem drainase sesuai standar. “Pengawasan terhadap bangunan industri yang tidak memiliki saluran pembuangan memadai akan diperketat,” lanjutnya.

Pengerukan sungai dan pembersihan sedimentasi juga rutin dilakukan untuk memperlancar aliran air. Dirinya menambahkan jika inspeksi terhadap jalur drainase utama dilakukan untuk memastikan tidak ada penyumbatan.

“Termasuk yang tidak kalah penting adalah mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke saluran air,” tegasnya.

Langkah-langkah ini, menurut wali kota bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk menanggulangi banjir secara sistematis.

“Dengan adanya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak industri, diharapkan masalah banjir di Terboyo Wetan dan Trimulyo dapat ditangani,” pungkas Ita.

Hery Priyono