JEPARA (SUARABARU.ID) – Nama Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dicatut orang tak dikenal untuk melakukan penipuan melalui WhatsApp, Selasa (24/12/2024). Diduga pelaku memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) sehingga mengakibatkan teman kapolres menjadi korban penipuan yang mengatasnamakan Kapolres Jepara. Modus penipuan ini telah memakan korban dengan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Kapolres Jepara menyampaikan imbauan terkait dengan modus penipuan tersebut. “Jika penerima pesan atau pihak yang dihubungi nomor tak dikenal mengatasnamakan Kapolres Jepara diminta untuk tidak merespons,” ujarnya
Ia juga menjelaskan, tidak pernah meminta-minta sesuatu kepada masyarakat. “Oleh karena itu, saya imbau kepada masyarakat agar berhati-hati,” ucap kapolres.
Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengatakan, bahwa modus pelaku penipuan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan AI.
“Ada orang yang mengaku sebagai Kapolres dengan menghubungi sejumlah nomor kontak yang ada di media sosial,” ujar AKBP Wahyu, Selasa (24/12/2024).
Untuk meyakinkan korbannya, pelaku menghubungi lewat vidio call dengan menggunakan foto Kapolres yang diubah dengan teknologi AI.
“Pelaku menghubungi korban yang berteman dengan saya di media sosial. Kemudian vidio call dengan menggunakan AI,” katanya.
Selanjutnya pelaku menawarkan kepada korban mobil lelangan dari Kejaksaan berupa satu unit mobil Pajero tahun 2020 senilai Rp. 400 juta. Namun, karena kendaraan lelangan cukup membayar seharga Rp. 250 juta.
Dikatakan Kapolres, sudah ada dua korban yang tertipu dengan melakukan transfer sejumlah uang kepada pelaku. Korban pertama dari Jakarta sebesar Rp. 100 juta dan dari Yogyakarta Rp. 135 juta.
Untuk meyakinkan korbannya, pelaku juga meminta mereka menghubungi salah seorang yang mengaku dari Kejaksaan. “Untuk meyakinkan korban. Pelaku juga meminta mereka. Menghubungi nomer yang katanya adalah Kasie Kejaksaan dengan mengirim bukti transfer palsu,” kata dia.
AKBP Wahyu menambahkan, dilihat dari modus operandi pelaku sangat profesional. “Dari yang dialami korban di Jakarta, pelaku berani melakukan panggilan video dengan wajah kapolres dan cara berbicara yang juga memiliki kemiripan.
Untuk menghindari penipuan berbasis AI, edukasi masyarakat sangatlah penting. Orang perlu memahami bagaimana modus-modus ini bekerja dan belajar untuk memverifikasi informasi dengan hati-hati. Menggunakan teknologi keamanan, seperti two-factor authentication dan aplikasi anti-penipuan, juga dapat membantu melindungi diri.
Menurut Wahyu, dengan semakin canggihnya teknologi AI, ancaman penipuan berbasis AI akan terus meningkat. Oleh karena itu, kesadaran dan kewaspadaan menjadi kunci utama dalam menghadapi era digital yang penuh tantangan ini. “Kerja sama antara pemerintah, penyedia teknologi, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem digital yang lebih aman,” pungkasnya.
Hadepe