blank
RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. Foto:dok

KUDUS (SUARABARU.ID) – RSUD dr Loekmono Hadi diduga menolak pasien yatim piatu yang mengalami keracunan. Hal ini membuat Ketua Komisi D DPRD Kudus, Mardijanto kecewa.

Kepada awak media, Mardijanto menceritakan bahwa korban keracunan berinisial SNA (14), merupakan tetangganya dari Desa Margorejo, Kecamatan Dawe adalah anak yatim piatu.

Dia terpaksa dilarikan ke RSUD setelah mengalami keracunan parah oleh tetangganya.

“Ternyata saya mendapat laporan bahwa korban ternyata ditolak masuk IGD dengan alasan penuh,”kata Mardijanto, Minggu (15/12).

Mardijanto pun sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, sebagai fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah, harusnya RSUD Loekmono Hadi jangan pilih-pilih pasien.

“Anak keracunan butuh berobat kok malah ditolak. Harusnya dirawat dulu dimasukkan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Apalagi anak tersebut yatim piatu,” tandasnya.

Pasien tersebut, lanjut Mardijanto, informasinya saat ini sudah dirawat di Rumah Sakit Islam Sunan Kudus. Mardijanto pun bersyukur dan mengucapkan terima kasihnya kepada pihak RSI Sunan Kudus.

“Kami Komisi D DPRD Kudus tentu kecewa dengan kejadian ini. Dan meminta RSUD untuk memperbaiki pelayanan,” imbaunya.

Terpisah, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus, Ahmat Luthfi Yakim menyangkal telah menolak pasien. Namun, pihaknya juga mengakui SNA (14) yang keracunan sempat dibawa ke RSUD dr Loekmono Hadi.

“RSUD dr. Loekmono Hadi tidak pernah menolak pasien. Tapi memang dalam pekan-pekan ini ada kenaikan angka kesakitan sehingga IGD sering penuh dan crowded,” ujarnya melalui pesan watshap.

Saat itu, lanjutnya, pasien diedukasi untuk menunggu antrian di luar, karena memang tidak memungkinkan lagi untuk dimasukkan ke dalam IGD. Namun, keluarga pasien mempersepsikan hal tersebut sebagai penolakan.

“IGD RSUD dr Loekmono Hadi memang sering penuh. Bahkan, kita sudah sering melakukan pemeriksaan dulu, saat pasien saat masih di dalam mobil,” ucapnya.

Ali Bustomi