JEPARA(SUARABARU.ID) – Selain mematangkan kemampuan teknis jurnalistik, keberadaan lembaga pers mahasiswa (LPM) juga efektif untuk melatih struktur berpikir kritis. Hal tersebut mengemuka saat LPM Bursa Unisnu Jepara menggelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) di Gedung Ratu Shima Jepara, pada Sabtu (14/12/2024).
“Selama berativitas di lembaga pers kampus, mahasiswa akan mematangkan pola pikirnya untuk mengolah berbagai informasi, sehingga pola berpikirnya akan makin kritis,” demikian menurut Penyusun Naskah Sambutan Pemkab Jepara, Sulismanto, yang menjadi salah satu narasumber dalam pelatihan tersebut
Menurutnya, pola berpikir seperti itu akan selalu diperlukan dalam kehidupan akademis dan profesional.
“Tulisan yang bagus tidak mungkin dihasilkan oleh seseorang yang malas membaca. Artinya, ketika kita ingin menjadi penulis yang baik, maka kita harus selalu belajar, selalu membaca, lalu mengolahnya menjadi tulisan yang baik. Dari sanalah struktur berpikir kita dibangun,” kata pria yang juga penulis di berbagai media massa tersebut.
Dalam materi reportase yang dia sampaikan, Sulismanto mengatakan pula, aktivitas jurnalistik di lembaga pers mahasiswa juga mengajarkan untuk bersikap objektif dan adil.
“Setiap kali kita menurunkan laporan yang memuat konflik, tulisan kita harus berimbang. Cover both side istilahnya,” kata mantan penyiar radio yang dikenal dengan nama udara Indra Sadewa.
Reportase bukan satu-satunya materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut. Sebelumnya, peserta juga mendapat materi Jurnalistik dan Keredaksian dari Ika Laila Nikmah, anggota Departemen Jurnalistik Dema Fakultas Syariah se-Indonesia.
“Ada juga materi penulisan berita oleh Ahmad Abror, penulis dan wartawan lepas,” kata ketua panitia Salis Nurul Hidayah. Kegiatan ini dia sebut diikuti oleh puluhan anggota LPM Bursa dari Fakultas Syariah dan Hukum, Unisnu Jepara.
Acara ini diawali dengan sambutan dari pimpinan umum LPM Bursa Maula Ristya, dilanjutkan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Syariah dan Hukum Ubaidillah Shiddiq.
“Sedangkan di akhir acara, peserta mendapat tugas membuat video liputan tentang kegiatan PJTD ini. Video tersebut akan di-review oleh panitia dan alumni LPM Bursa lalu diambil dua kelompok terbaik dan mendapatkan reward dari panitia,” kata Salis.
Dia menyebut, PJTD ini diharapkan bisa menjadi modal bagi para peserta, bukan hanya untuk berada dalam organisasi LPM Bursa, tetapi juga untuk mempelajari pengetahuan kejurnalistikan.
Dalam materinya, Ika Laila menyebut produk jurnalistik yang bisa dihasilkan LPM.
“Di antaranya news, wiews, dan features. Di LPM bisa lebih sering membuat berita jenis features yang merupakan kombinasi news dan views,” katanya.
Sedangkan Ahmad Abror mengatakan, nilai berita di antaranya dipengaruhi oleh kekuatan human interest dan signifikannya sebuah isu. “Makin kuat kedua nilai itu, maka semakin menarik informasi tersebut bagi pembaca,” jelasnya.
Hadepe – Salis