blank
Bima-Mujab sosialisasi program dan silutarahmi dengan warga Desa Bumiharja, Kecamatan Tarub. Foto: Tim Humas

SLAWI (SUARABARU.ID) – Mbah Raisah (73) mengungkap cerita tentang kakek buyut calon Bupati Tegal, Bima Eka Sakti, dalam acara ‘Bima-Mujab’ sosialisasi program dan silutarahmi dengan warga Desa Bumiharja, Kecamatan Tarub pada Senin (4/11/2024) malam.

Di usia senjanya, ingatan Mbah Raisah masih cukup tajam. Ia tampak duduk dan hadir, membaur bersama ratusan warga lainnya dalam sosialisasi tersebut.

Di sela pemaparan program-program dan dialog dengan warga, pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Pilkada Kabupaten Tegal, Bima-Mujab, Mbah Raisah mengungkap tentang sosok Mawardi.

Mbah Raisah menuturkan, Mawardi merupakan kakek buyut Bima Sakti dari pihak bapak. Mbah Raisah begitu antusias saat menceritakan sosok Mawardi. “Kakek buyut Bima ini namanya Mbah Mawardi. Orangnya berperawakan tinggi, gagah, dan suka menunggang kuda keliling desa,” kata Mbah Raisah.

Menurut Mbah Raisah, kakek buyut Bima, Mawardi, tinggal di desa sebelah. Tepatnya di Desa Mindaka, masih di Kecamatan Tarub. Kata Raisah, Mawardi dulu merupakan pengusaha penggilingan padi. “Mbah Mawardi ini, selain tinggi dan gagah, beliau juga gemar sekali bersedekah kepada warga,” ucapnya.

“Saya beberapa kali diberi amplop (berisi uang) dari Mbah Mawardi,” sambung Raisah.

Mengenai kakek buyutnya, Bima Sakti, mengaku tak pernah menjumpainya. Saat Bima lahir, Mawardi, kakek buyutnya telah wafat. “Nyonge ora menangi,” kata Bima. Namun ia mengaku mendengar sosok kakek buyutnya dari cerita-cerita di keluarga dan orang yang pernah menjumpai Mawardi.

Dalam kesempatan bersilaturahmi dengan warga Desa Bumiharja, Kecamatan Tarub, itu, Bima-Mujab mensosialisasikan dan memaparkan program kerja mereka kepada warga di lapangan badminton RT 05/RW 02, atas undangan karangtaruna desa setempat.

Bima Sakti, memaparkan program-program kerjanya secara ringkas dan padat. Selanjutnya, Bima-Mujab lebih banyak berdialog, menyerap aspirasi, dan mendengar cerita dari warga untuk menyempurnakan program-program mereka.

“Masalah kami adalah, minimnya lapangan kerja, serta sulitnya UMKM untuk berkembang dan naik kelas,” kata seorang warga.

“Selain itu, maraknya tawuran remaja, serta judi online yang sangat mudah diakses anak anak, itu juga sangat menghkhawatirkan,” sambung warga lainnya.

Selain permasalahan tersebut, warga juga mengeluh tak adanya sekolah menengah atas negeri (SMAN) di Kecamatan Tarub. Sehingga, warga berharap ke depan Bima-Mujab dapat mendorong adanya sekolah SMAN di kecamatan setempat. “Persoalan pendidikan dan juga pemberdayaan ekonomi warga memang menjadi salah satu yang sangat kami perhatikan. Itu sudah ada dalam visi-misi kami,” ujar Bima.

Ia menyatakan, Bima-Mujab berkomitmen akan menyelesaikan hal-hal yang menjadi keluhan dan aspirasi masyarakat. “Kami berkomitmen untuk mewujudkan program kabeh bisa sekolah, meski jenjang pendidikan SMA merupakan kewenangan Pemprov, tapi kami akan berupaya mewujudkan satu kecamatan satu SMA di Kabupaten Tegal,” sambung Mujab.

Bima juga menekankan bakal meneruskan program-program yang baik, yang telah dirintis dan dijalankan oleh Bupati Tegal periode sebelumnya, Umi Azizah.

Dalam kegiatan yang dikemas santai, duduk lesehan sambil makan pisang, singkong, dan kacang rebus, Bima menegaskan, jika ia nanti terpilih akan memperbanyak waktu untuk bertemu dan mendengar keluhan masyarakat.

Ning S