SEMARANG (SUARABARU.ID)– Direktur Prasarana Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Toni Tauladan SSi MT menyatakan, kebijakan program dan kegiatan yang sering dipahami masyarakat yakni, transportasi cenderung bermakna pembangunan infrastruktur dan berbau teknis.
Padahal, menurut Toni, hal itu tidak akan mampu terwujud output dan outcome-nya secara optimal, kalau tidak dilengkapi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.
Penggalan pernyataan itu, seperti yang dia disampaikan, saat menjadi keynote speaker dalam Simposium Nasional XXVII/2024, yang digelar di Auditorium Ir Widjatmoko Universitas Semarang (USM), Sabtu (2/11/2024).
BACA JUGA: Ketangguhan Infrastruktur Transportasi Indonesia Perlu Dibangun
Dalam kegiatan yang diselenggarakan Forum Studi Transportasi Antar-Perguruan Tinggi (FSTPT) itu, tema yang diangkat yakni, ‘Transportation Resilience for Indonesia’s Future’.
Toni pun menyambut baik tema itu yang menggambarkan perlu adanya pengembangan, penyediaan atau perencanaan ketersediaan SDM yang sesuai dengan kompetensi. Hal itu untuk mendukung terselenggaranya fungsi transportasi, yaitu memindahkan orang atau barang ke titik lain, dan menjadikan value lebih tinggi.
”Jadi digitalisasi ataupun Smart yang lain, mungkin seperti smart terminal, smart city atau yang lainnya memang diperlukan, tapi tetap adanya fungsi pengawasan. Kemudian fungsi yang mengandung rasa dan etika, sampai kapanpun manusia tetap harus yang mengendalikan,” katanya.
BACA JUGA: Ketua Dewan Penasihat FSTPT Dorong Riset Transportasi Laut, Udara, dan Perkeretaapian
Dia menambahkan, pihaknya telah menyusun beberapa arah kebijakan untuk pengembangan SDM. Di antaranya, melakukan hal-hal yang bersifat umum, yaitu diklat hingga perlunya kecakapan, responsif atau kesiapan manusia, dalam mengikuti dan menguasai kemajuan teknologi.
”Jadi tiga hal umum yaitu, pendidikan pelatihan, pemahaman teknologi dan pemanfaatan dari kemampuan-kemampuan itu, untuk menjamin transportasi bisa berjalan secara terus-menerus. Serta bertahan dari kondisi apapun, termasuk kondisi-kondisi yang darurat dan kontingensi, yang mungkin harus dimaknai dari arah kebijakan yang telah disusun,” ucap dia lagi.
Lebih lanjut, dia menyatakan, proses implementasi pengembangan SDM di antaranya, pendidikan. Di Indonesia sendiri telah memiliki beberapa sekolah, politeknik atau sekolah tinggi, dibawah Kementrian Perhubungan.
BACA JUGA: Universitas Semarang Punya Spirit Membangun Jaringan
Toni juga mengajak berkolaborasi antarunit, baik pemerintah pusat, daerah, provinsi, maupun kabupaten dan kota. Serta unit-unit nonkepemerintahan, baik swasta dari akademisi atau stakeholder terkait, untuk menjamin berlangsungnya fungsi transportasi.
”Jadi transportasi harus kita kokohkan fungsi pertahanannya, sehingga proses-proses dari semua sektor itu bisa terselenggara dengan baik, melalui optimalisasi fungsi transportasi,” tegasnya.
Simposium Nasional itu dibuka Wakil Rektor III USM Dr Muhammad Junaidi SHI MH, dan dihadiri Ketua Dewan Pengurus FSTPT Andyka Kusuma ST MSc PhD, Ketua Simposium Prof Dr Ir Mudjiastuti Handajani MT, dan Ketua Dewan Penasehat FSTPT Prof Dr Ir Agus Taufik Mulyono ST MT IPU ASEAN Eng.
BACA JUGA: USM Tuan Rumah Simposium Nasional FSTPT XXVII/2024
Kegiatan itu menghadirkan narasumber Guru Besar Universitas Indonesia Prof Dr Ir Nahry MT, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Johan Arifin ST MT, Guru Besar Universitas Diponegoro Prof Bagus Hario Setiadji ST MT PhD, serta Direktur Teknik dan Fasilitas Perum Damri Arifin.
Hadir pula Kepala Balai Pengujian dan Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, Rita Agus Setyorini ST MT, dan Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas, M Adji.
Riyan