blank
Bersamaan peringatan Hari Lalu Lintas Tahun 2024, jajaran Satlantas Polres Wonogiri Pimpinan Kasatlantas AKP Subroto, mengadakan Bakti Sosial (Baksos) pemberian bantuan air bersih ke masyarakat.(Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Di Kabupaten Wonogiri, bencana kekeringan musim kemarau puncak sekarang ini, dilaporkan meluas. Jumlah warga terdampak kekeringan yang mengalami kesulitan air bersih pun bertambah menjadi sebanyak 31.961 jiwa (10.714 KK).

Sebagaimana pernah diberitakan (suarabaru,id, 10 Agustus 2-24), jumlah kekeringan awalnya melanda sebanyak 16.185 jiwa (5.453 KK) di 19 desa di 7 kecamatan. Kini bertambah menjadi sebanyak 31.961 jiwa (10.714 KK), di 41 desa di 14 kecamatan. Atau mengalami penambahan sebanyak 15.776 jiwa (5.261 KK).

Jumlah desa yang kekeringan bertambah sebanyak 22 dan jumlah kecamatannya bertambah 7 atau menjadi sebanyak 14 kecamatan. Terdiri atas Kecamatan Pracimantoro, Girtontro, Paranggupito, Girowoyo, Eromoko, Wuryantoro, Manyaran, Nguntoronadi, Tirtomoyo, Karangtengah, Jatiroto, Wonogiri Kota, Selogiri dan Kecamatan Baturetno.

Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Trias Budiono, menyatakan, itu terjadi karena sampai sekarang Wonogiri belum mendapatkan guyuran hujan. Sementara itu, hujan telah menghilang sejak Bulan Mei 2024 lalu. ”Musim penghujan tahun 2024 hanya berlangsung 4 bulan,” jelas Trias Budiono.

Dampaknya, semua telaga yang selama ini menjadi tandon (penampungan air hujan) telah mengalami kering kerontang. Perlu diketahui, telaga merupakan tanah cekungan di lembah-lembah perbukitan. Memberikan fungsi dapat menampung air hujan secara alami. Tampungan air hujan di telaga, kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk.

Rp 0,5 Juta

Pemerintah telah mengupayakan pembangunan ledeng pedesaan dengan memanfaatkan sumber air yang ada. Tapi kemampuannya masih terbatas untuk pencukupan air bagi masyarakat. Seiring dengan datangnya musim kemarau puncak, debit air ledeng pedesaan dilaporkan berangsur mengecil.

Upaya untuk melakukan pengeboran sumber air bawah tanah, ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Sebagaimana dilakukan oleh Pemerintah Desa Kedungombo di Kecamatan Baturetno, yang melakukan pengeboran air bawah tanah di Dusun Setren belum menemukan hasil. Meskipun tindakan eksplorasi pengeboran telah dilakukan lebih dari satu titik.

Solusi untuk mengatasi kesulitan mendapatkan air, masyarakat membeli air melalui layanan mobil tangki. Harga air mobil tangki, ditentukan oleh jauh dekatnya jarak pelayanan. Yang dekat Rp 150 ribu per tangki. Tapi yang jauh mencapai Rp 500 ribu per tangki berkapasitas 6 ribu liter. Harga air per mobil tangki Rp 0,5 juta) terjadi di Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

Pemkab Wonogiri melalui BPBD, terus menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa. Saat ini, tandas Trias Budiono, telah menyalurkan bantuan air sebanyak 2.055 mobil tangki. Atau sebanyak 12,330 juta liter air bersih. Sementara alokasi bantuan air bersih dipersiapkan sebanyak 3.500 mobil tangki.

Untuk bantuan ari dari pihak ketiga tidak termonitor jumlahnya oleh BPBD Kabupaten Wonogiri. Karena langsung didistribusikan langsung ke masyarakat. Sebagaimana itu dilakukan oleh Polres Wonogiri bersamaan Bakti Sosial (Baksos) peringatan Hari Bhayangkara Bulan Juli 2024 dan saat Baksos memperingati Hari Lalu Lintas Bulan Agustus 2024. Bantuan air juga diberikan langsung oleh Paguyuban Jemaah Haji, para alumni sejumlah sekolah di Wonogiri dan lain-lain.(Bambang Pur)