blank
Kakanwil Kemenag Jateng, Musta'in Ahmad (kanan), saat memaparkan Sisdalak P5RA. Foto: dok/kemenag

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr H Abu Rokhmad MAg, mengapresiasi gagasan Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Musta’in Ahmad, dalam penyusunan Sistem Pengendalian Pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil Alamin (Sisdalak P5RA).

Hal itu seperti yang dia sampaikan, usai Musta’in memberikan paparannya itu, di Ruang Pertemuan Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Jumat (18/10/2024). Menurut dia, P5RA merupakan sesuatu yang baru, dan masih akan melewati proses Trial and Error terlebih dahulu.

”Saya setuju untuk memberikan panduan dan pedoman, agar P5RA sesuai maksud dan tujuannya. Pertama, konten Sisdalak harus rapi, substantif dan mendukung P5. Kemudian apabila belum jelas arahnya, para penggagas harus mengembalikan pada khittah awal P5,” kata Prof Abu, seperti dalam keterangan tertulisnya.

BACA JUGA: Tasya, Mahasiswi Ilkom USM Juara II Bintang Radio 2024

Bagaimanapun juga, imbuh dia, secara isi P5 kurang lebih mengarah seperti pada P4. Untuk itu, bagaimana mengarahkan kepada anak-anak agar memiliki jiwa Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan cara baru.

Sebelumnya, Musta’in Ahmad bersama Tim Efektifnya dalam pertemuan itu, memaparkan panjang lebar, terkait pelaksanaan Sisdalak P5RA. Dalam penjelasannya Musta’in menyebut, sudah lebih dari 10 tahun, pelajaran Pancasila tidak diberikan dalam mata pelajaran khusus di sekolah atau madrasah. Sehingga kesadaran berbangsa dan ber-Pancasila mengalami kemunduran.

”Dari kebijakan P5 pada Kurikulum Merdeka (Kementerian Agama dilaksanakan dengan nama P5RA pada Madrasah), yang diharapkan mampu mencetak karakter siswa Pancasilais dan berwawasan keagamaan moderat, belum berjalan dengan baik,” kata Musta’in.

BACA JUGA: PW Aisyiyah-KPU Sosialisasikan Pemilihan Gubernur Jateng

Menurutnya, sistem kendali pelaksanaan P5RA yang menjamin efektivitas dan pencapaian tujuan, juga belum dimiliki. Akhirnya pelaksanaan P5RA cenderung bias, dilaksanakan ala kadarnya, salah arah, dan tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Tim Perumus yang juga merupakan bagian dari Tim Efektif menambahkan, dengan Sisdalak P5RA memberikan kesempatan kepada peserta didik, untuk turut serta sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.

”Dalam kegiatan ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema atau isu penting, seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi. Sehingga peserta didik dapat melakukan aksi nyata dalam menjawab isu, dan berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya,” tukas Ameliasari Tauresia Kesuma, salah satu Tim Perumus.

BACA JUGA: UKM PSM Sapta Gita Jaya USM Gelar Pre-Competition Concert

Dalam paparan itu disampaikan, ada enam tahapan penerapan P5RA di Madrasah. Yakni, observasi para pihak dalam kegiatan P5RA, yang terdiri dari Kepala Madrasah, Guru Koordinator dan Fasilitator atau pihak terkait.

”Bila kurang kompeten, akan dilakukan penguatan. Kemudian dilakukan perencanaan kegiatan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi, serta pelaporan,” tukasnya.

Di akhir pertemuan itu diputuskan, pelaksanaan ujicoba Sisdalak P5RA akan dilakukan dalam tiga tahapan. Sisdalak 2024 sudah bisa diujicobakan di Kota Solo, lalu Sisdalak 2025 dilaksanakan di semua madrasah di Jateng. Dan Sisdalak 2026 sudah bisa dilaksanakan di madrasah di seluruh Indonesia, dengan Keputusan Menteri Agama.

Riyan