JEPARA (SUARABARU.ID) – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara, Senin – Selasa 1 – 2 Oktober 2024 akan menggelar pameran batik dengan tema Pesona Wastra Nusantara Batik Jepara. Kegiatan yang dilangsungkan di Museun R.A. Kartini Jepara itu, digelar dalam rangka memperingatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2024.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara Muh Eko Udiyyono, perkembangan Batik Jepara tidak dapat lepas dari sosok Raden Ajeng Kartini, yang telah mengajarkan seni batik ini kepada putri-putri Jepara di Serambi Belakang pendopo Kabupaten.
“Bahkan, Kartini telah berani menampilkan batik karyanya di kancah internasional yaitu dalam Pameran Karya Perempuan di Den Haag Belanda pada tahun 1898,” ujar Eko.
Tulisan Kartini tentang Batik juga menjadi bagian penting Buku Standar Kesenian Batik di Hindia Belanda. “Tulisan tentang proses pembatikan itu dikirimkan RA Kartini dalam Pemeran Karya Perempuan,” paparnya
Selain sebagai pewarisan budaya, pameran batik ini sebagai sarana promosi yang efektif untuk memperkenalkan Batik Jepara lebih mendalam dan dikenal masyarakat.
Subkoordinator Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara Lia Supardianik mengungkapkan, pameran batik ini sebagai ikhtiar untuk mendukung dan menjadikan Batik Jepara sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kabupaten Jepara. “Pameran Batik akan menampilkan sejumlah koleksi Batik dari masa ke masa,” ujarnya
Melalui kegiatan tersebut diharapkan Batik Jepara ini bisa menjadi salah satu WBTB yang ada di Indonesia.
“Kegiatan ini melibatkan para perajin batik, pecinta batik, dan juga siswa-siswi sebagai aset masa depan pelestarin batik Jepara,” kata dia.
Selain pameran batik, juga akan dilaksanakan belajar bersama di museum dengan tema Membatik Bambu. Dipilihnya media bambu, sebagai bentuk pemanfaatan akan limbah bambu yang tersedia cukup melimpah saat ini. Sekaligus meningkatkan “nilai” sebuah benda yang sebelumnya tidak bermanfaat menjadi karya yang lebih bernilai.
“Ini sebagai upaya mewujudkan kebudayaan yang berkelanjutan,” kata dia.
Belajar bersama di Museum ini bukan kali pertama, sebelumnya juga dilakukan kegiatan belajar mengukir, juga membuat gerabah bagi para siswa di kabupaten Jepara.
Hadepe