Rabbani, pemilik usaha anyaman Rotan Tasero dari Teluk Wetan selaku narasumber mendemonstrasikan proses pembuatan anyaman rotan. Foto:Kholipah

Oleh: Kholipah, S.Pd.

Jepara salah satu kabupaten kecil di Jawa Tengah yang terletak di pesisir pantai utara, memiliki sejarah besar dan ikatan yang kuat dengan raja-raja yang ada di pulau Jawa. Tiga tokoh wanita yang mendunia menjadi ikon Jepara, Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan R.A Kartini yang gigih berjuang untuk mendapatkan kesetaraan jender merupakan motivator agar Jepara terus maju dengan slogan “Trus Karyo Tataning Bumi”

Jepara menjadi salah satu kabupaten yang roda perekonomiannya hidup, hampir setiap daerah memiliki sentra kerajinan dengan pangsa pasar lokal, nasional hingga internasional. Kerajinan tenun Troso, kerajinan monel, kerajinan anyaman rotan, kerajinan keramik dan yang menjadi kebanggaan Jepara adalah kerajinan Ukir yang di kenal di seluruh dunia dan masih terus eksis.

Pembukaan pelatihan pembuatan anyaman rotan, oleh Kepala SMP Negeri 1 Welahan, Rofi’i, S.Pd., M.Pd. Foto: Kholipah

Perkembangan ekonomi global, menjamurnya pabrik yang ada di Jepara sangat berpengaruh pada perkembangan industri kerajinan, mulai dari sulitnya mencari tenaga kerja, hingga, berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari pada sektor kerajinan,

SMP Negeri 1 Welahan, dalam rangka implementasi pembelajaran berbasis proyek Kurikulum Merdeka di sekolah, melaksanakan pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan tema “Kearifan Lokal Anyaman Rotan” sebagai ciri khas kearifan di wilayah kecamatan Welahan.

Siswa antusias praktik membuat produk anyaman rotan, kerajinan Desa Telukwetan. Foto: Kholipah

“Kerajinan anyaman rotan adalah kekayaan budaya Jepara, yang harus terus dikembangkan dan dipertahankan, para pengrajin anyaman rotan yang ada di Teluk Wetan menunjukkan, bahwa, dari usaha ini mereka bisa hidup sejahtera, itu berarti segala sesuatu yang ditekuni akan dapat digunakan sebagai pijakan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga juga Masyarakat” Ujar Kepala Sekolah Rofi’i, S.Pd., M.Pd. pada pembukaan pelatihan pembuatan anyaman Rotan.

Pemilihan tema ini diharapkan siswa dapat mengenal kekayaan budaya, menghargai budaya, kolaborasi, memperoleh dan memproses informasi juga gagasan. Sehingga memunculkan rasa syukur, bangga sebagai anak daerah yang memiliki begitu banyak potensi. Sehingga terbersit inspirasi untuk mempertahankan dan mengembangkan apa yang menjadi kebanggaan daerah dan sumber perekonomian.

Aksi nyata yang dilakukan SMP Negeri 1 Welahan pada pembelajaran P5 dengan tema kearifan lokal anyaman rotan adalah mendatangkan langsung nara sumber pengrajin anyaman rotan untuk memberi pelatihan. Rabbani yang merupakan naras umber adalah pemilik usaha anyaman rotan yang memberi nama usahanya dengan “Tasero” beralamat RT 05 RW 01 Teluk Wetan menceritakan, jika pemasaran produk anyamannya ke Jogjakarta, Bali, hingga ke Jepang, menjadi motivasi tersendiri, yang berdampak antusiasme siswa mengikuti pelatihan membuat produk anyaman rotan.

Pada kegiatan ini siswa dikenalkan dengan bahan dan alat yang digunakan untuk membuat anyaman rotan. Selanjutnya secara bertahap nara sumber mendemontrasikan bagaimana membuat sebuah produk anyaman yang diikuti oleh seluruh siswa kelas delapan yang melaksanakan pembelajaran P5 tema Kearifan Lokal.

Nara sumber sekaligus yang bertugas untuk melatih siswa membuat produk anyaman berkeliling dari satu kelompok ke kelompok yang lain, memastikan siswa dapat mempraktikkan ilmu anyaman rotan yang telah diberikan. Ada raut wajah semringah, siswa saat mampu menyelesaikan sebuah produk keranjang anyaman rotan.

Sekolah adalah bagian Tri Pilar Pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak bangsa. Pembelajaran P5 membentuk manusia Indonesia secara utuh dengan dimensi-dimensi Profil Pelajar Pancasila, menuju generasi emas 2045.

Penulis adalah Guru SMPN 1 Welahan