SEMARANG (SUARABARU.ID) – Digitalisasi di era kini mendorong setiap orang bisa menjadi pewarta. Itu sebabnya insan pers dituntut tak hanya melek IT, namun juga lulus sertifikasi uji kompetensi.
Karena kompetensi inilah yang menjadi kunci pembeda antara insan pers, dan agen informasi yang ada di media sosial (medsos).
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Diskominfo Jawa Tengah, Moh Faizin membacakan sambutan tertulis Pj Gubernur Jateng Komjen Pol (Purn) Nana Sudjana saat membuka Uji Kompetisi Wartawan (UKW) di Hotel Khas Semarang, Rabu (7/8/2024).
UKW yang digelar PWI Jawa Tengah bersama Diskominfo Jateng pada 7-8 Agustus ini sudah berlangsung enam kali sejak tahun 2019.
”Kemudahan dalam mendapatkan berita melalui gadget, memunculkan agen informasi independen yang bebas dari kode etik, sehingga menurunkan eksistensi media massa di mata masyarakat. Bagi wartawan untuk meningkatkan standar kompetensi, agar bisa menjadi rujukan sumber informasi sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkapnya.
Faizin menyebut, wartawan merupakan profesi yang penuh dengan dinamika, sehingga dibutuhkan kecerdasan, pemikiran yang terbuka, dan sikap bijaksana.
Dia yakin, jika insan berkualitas melalui kompetensi, maka akan melahirkan karya-karya jurnalistik yang mengedukasi dan mengkonstruksi demokrasi di negeri ini.
Mengemban fungsi kontrol sosial dan tantangan demokrasi, Faizin berharap pers harus punya sikap kritis terhadap pemerintah, dalam upaya menjaga fungsi kontrol yang efektif dan fair.
”Berilah masukan yang konstruktif, tidak hanya menyebarkan berita yang provokatif dengan mengekspos kelemahan dan kekurangan penyelenggaraan pemerintahan. Beritakan pula keberhasilan dan perbaikan pelayanan publik,” tandasnya.